Di Bandung, Harga Beras Naik, Pemerintah Agar Segera Operasi Pasar Awal 2023

3 Januari 2023, 08:27 WIB
Gambaran harga beras di Bandung mulai naik, pemerintah diharapkan operasi pasar awal 2023. /Umarul Faruq/ANTARA FOTO

DESKJABAR – Kalangan pelaku usaha bisnis beras di Jawa Barat, menyarankan pemerintah segera melakukan operasi pasar pada awal tahun 2023.

Diketahui, harga beras di Indonesia sering naik pada akhir dan awal tahun, berkaitan selisih masa stok lokal dengan jeda kepada masa panen.

Gambaran harga beras di Bandung

Di Bandung harga beras dikabarkan merangkak naik, sehingga pemerintah diharapkan segera melakukan operasi pasar.

Sekretaris Perpadi (Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras) Jawa Barat, Muchlis Anwar, di Bandung, Selasa, 3 Januari 2023 menyebutkan, di lapangan cadangan beras di petani sudah langka, karena panen raya baru Maret-April 2023.

Baca Juga: Beras Impor Masuk Indonesia, Mengapa Sawah di Vietnam Banyak Kuburan ?

“Pada Januari, pergerakan harga beras akan terjadi kenaikan, bisa melewati harga eceran tertinggi (HET) ditentukan,” ujar Muchlis Anwar, kepada DeskJabar.

Disebutkan, untuk beras medium super kini sudah Rp 10.500/kg dari seharusnya Rp 9.500/kg. Juga beras premium yang meseti HET Rp 12.800/kg, kini sudah Rp 13.500-14.000/kg.

“JIka tidak segera dilakukan intervensi pasar melalui operasi pasar, dikhawatirkan harga beras terus merangkak naik melebihi harga batas maksimal,” ucap Muchlis Anwar.

Diketahui, beras kelas premium dan medium menjadi tolok ukur harga beras. Sebab, dua jenis beras itulah yang paling umum dikonsumsi masyarakat.

Ada pun beras-beras jenis mahal tidak menjadi patokan, karena konsumennya pun bergantung seleras, maupun kepentingan bisnis rumah makan.

Baca Juga: Di Kadipaten Majalengka, Pernah Ada Lapangan Terbang Tua, dan Lokasi Dahulu

Keterangan BPS soal harga beras

Terkait operasi pasar, disebutkan adalah kewenangan melalui Badan Pangan Nasional, sebagai induk pangan seperti Bulog.

Soal sudah masuknya beras impor yang didatangkan oleh pemerintah, menurut Muchlis Anwar sebaiknya langsung digunakan untuk operasi pasar dan stabuitas harga beras di pasar.

“Bahaya, jika sampai terjadi gejolak harga beras,” kata Muchlis Anwar.

Baca Juga: Tanjungsari, Sumedang Pernah Menjadi Sentra Pohon Jengkol, Pertanian Jawa Barat

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, kenaikan beras kembali menguat setelah mengalami pelemahan selama November 2022.

Kepala BPS, Margo Yuwono dalam konferensi pers, mengatakan,  sampai akhir Desember 2022 pada tingkat penggilingan beras premium Rp 10.954/kg, naik 13,25 persen.

Sedangkan beras kelas medium, di penggilingan mencapai Rp 10.371/kg, atau naik 13,61 persen.

Untuk beras luar kualitas penggilingan menjadi Rp 9.807/kg atau naik 10,33 persen.

Menurut Margo Yuwoni, BPS melakukan survei pada 876 penggilingan padi pada 31 provinsi, dengan 1.131 observasi beras pada penggilingan. ***

 

 

 

 

 

Editor: Kodar Solihat

Sumber: Wawancara

Tags

Terkini

Terpopuler