Pebisnis dan Petani Beras Organik Kebingungan atas Pajak Beras Mahal

15 Juni 2021, 19:32 WIB
Dirjen Tanaman Pangan Kementan Suwandi melihat panen beras organik dan beras hitam di Kabupaten Bandung /Kodar Solihat/DeskJabar

DESKJABAR – Bisnis dan petani beras organik serta beras khusus dibayang-bayangi kebingungan, dengan rencana Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan pajak bagi komoditas beras mahal.

Sekretaris Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras (Perpadi) Jawa Barat, Muchlis Anwar, di Bandung, kepada DeskJabar, Selasa, 15 Juni 2021, menanggapi pengenaan pajak oleh Menteri Keuangan Sri Mulyadi terhadap beras-beras mahal.

Muchlis Anwar mengatakan, jika Menteri Keuangan mengenakan pajak terhadap beras impor, seperti beras basmatik, dinilai wajar. Dan kenyataannya, beras basmatik memang sudah dikenai pajak.

“Nah yang membingungkan, di lapangan adalah para petani dan pedagang penjual beras organik dan beras khusus,” ujarnya.

Baca Juga: Kabupaten Bandung Kembali Zona Merah COVID-19, Jalur RS Al-Ihsan Segera Ditertibkan

Diketahui, produksi beras organik dan beras khusus, di Indonesia masih tergolong harus didongkrak produksinya. Intinya, pengenaan pajak bagi produk beras mahal, jangan sampai berimbas menurunkan gairah produksi beras-beras organik, beras khusus, dan beras wangi.

Sebab, ada karakter walau harganya mahal, namun produksi beras organik dan beras khusus, yaitu beras hitam, beras merah, atau beras wangi, produksinya lebih rendah dibandingkan beras umum.

Menurut Muchlis Anwar, harga beras-beras organik atau beras khusus, serta beras wangi, harganya minimal Rp 12.800/kg. Sebab, itu adalah hitungan agar petani dapat memperoleh untung, jika harganya di bawah itu dikhawatirkan petani tak mau mengusahakan.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, Dadan Hidayat, membenarkan, bahwa harga beras organik, beras khusus, dan beras wangi, harganya memang harus lebih mahal dibandingkan beras biasa.

Baca Juga: Videonya Viral, Ini Alasan Cristiano Ronaldo Menyingkirkan Coca Cola di Euro 2020

Sebab, ini untuk menutupi biaya produksi, karena produktivitas tanaman padi untuk beras-beras khusus tak setinggi tanaman padi untuk beras umum.

Pada sisi lain, disebutkan pula, untuk membudidayakan tanaman padi secara organik, beras khusus, dan beras wangi, memerlukan kesabaran para petani.

“Jadi wajar kalau harga beras organik, beras khusus, dan beras wangi harganya lebih mahal. Ini yang menjadi daya tarik bagi petani untuk mengusahakan,” ujar Dadan Hidayat.

Kepada Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat, Jafar Ismail, mengatakan, bahwa konsumsi pangan sehat seperti beras organik sedang dipacu oleh pemerintah. Sebab, berkaitan dengan kesehatan manusia, sehingga walau harganya lebih mahal namun tetap masih dalam jangkauan masyarakat. ***

 

Editor: Kodar Solihat

Tags

Terkini

Terpopuler