Network
DESKJABAR- Data pembayaran dari sekitar 130.000 (130 ribu) akun pengguna di Jepang dan luar negeri pada aplikasi smartphone LINE Pay Corp., layanan yang dioperasikan oleh aplikasi pesan utama LINE Corp., terekspos di internet selama lebih dari dua bulan hingga akhir November, kata perusahaan.
Dikutip Kyodo, Rabu, LINE Pay mengatakan bahwa informasi yang secara tidak sengaja diunggah oleh perusahaan grupnya, yang dapat dilihat antara 12 September hingga 24 November, termasuk jumlah pembayaran, tanggal dan waktu selama kampanye promosi yang diadakan dari Desember 2020 hingga April tahun ini, tetapi tidak menyertakan data seperti nama pengguna, alamat atau nomor kartu kredit.
Meskipun dampak Data akun aplikasi embayaran Non-tunai LINE bocor, sejauh ini tidak ada kerusakan dari kebocoran informasi yang dilaporkan, namun dimungkinkan untuk mengidentifikasi pengguna melalui analisis khusus, kata LINE Pay.
Baca Juga: BIN Genjot Vaksinasi Nasional di Jawa Barat, Sasaran Sekolah, Ponpes Bahkan Datang Ke Pelosok
Perusahaan mengatakan Data akun aplikasi embayaran non tunai LINE bocor, telah mengkonfirmasi 11 contoh di mana informasi diakses secara eksternal dan memperingatkan pengguna bahwa mereka dapat menerima pesan mencurigakan dari penipu potensial.
"Kami sangat meminta maaf karena menyebabkan masalah dan kekhawatiran besar," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan mengklarifikasi Data akun aplikasi embayaran non tunai LINE bocor.
LINE Pay memungkinkan pengguna untuk saling mengirim uang, melakukan pembelian online, atau membayar di toko dan restoran.***
