Dari Hobi Mendatangkan Rejeki, Deden Heri Membagikan Kisah Suksesnya Menjual Lidah Mertua

- 18 Mei 2022, 21:33 WIB
Deden Heri, di depan Lapak Jualannya di Jl. Cibiru Hilir Bandung.
Deden Heri, di depan Lapak Jualannya di Jl. Cibiru Hilir Bandung. /DeskJabar.com/Dicky Harisman/

DESKJABAR - Menekuni hobi terkadang banyak yang tidak masuk akal kita. Karena hobi, seseorang bisa mengeluarkan uang sampai ratusan juta untuk memelihara tanaman, burung atau hewan peliharaan.

Mengoleksi Barang antik, merawat mobil tua dan lain sebagainya. Pendek kata semuanya dilakukan demi kepuasan tersendiri para penghobi.

Hal ini berlaku juga bagi Deden Heri (60). Penduduk Komp Panyileukan Kota Bandung yang telah lama menekuni hobi memelihara tanaman di depan rumahnya.

Baca Juga: Hati-Hati, Buya Yahya Larang Memutus Silaturahmi Walau Kepada Orang yang Jahil atau Jahat

Saat ini jenis tanaman hias yang lebih fokus dirawat Deden adalah “Lidah Mertua” (Sansevieria).

Ihwal perkenalannya dengan Lidah Mertua ini setelah Dia membaca artikel di Majalah “Trubus” tahun 2012 silam. Deden langsung jatuh hati pada jenis tanaman Skulen ini dan mulai mencarinya di sebuah tempat jualan tanaman di daerah Bandung Timur tempat dia bermukim.

Deden yang saat itu masih bekerja di sebuah Surat Kabar terbesar di Jawa Barat ini mulai kerajingan Lidah Mertua, dibelinya beberapa varietas Lidah Mertua setelah pulang kerja.

Dia memelihara Lidah Mertua di masa senggang. Saat pulang kerja atau akhir pekan. Menurutnya tanaman ini lebih banyak disukai pria karena tidak memerlukan perawatan yang intesif.

“Lidah Mertua merupakan pohon yang tidak memerlukan air banyak, tidak usah disiram setiap hari. Tidak usah pusing memilikirkan tanaman ini cukup kena sinar matahari atau tidak,” kata Deden yang juga menjabat sebagai Ketua RW di lingkungan rumahnya.

Selain itu lanjut Deden, Sansevieria memiliki keistimewaan dibanding tanaman hias lainnya, yaitu bisa menyerap bahan beracun, seperti karbondioksida, benzene, formaldehyde, dan trichloroethylene. Tanaman hias lidah mertua ini juga bisa menyaring udara kotor karena menghasilkan oksigen.

Baca Juga: Jelang Laga Semifinal Sepakbola SEA Games 2022, Indonesia Vs Thailand, Asnawi Absen, Saddil Ramdani Datang

Deden Heri yang ditemu sesaat sebelum menghadiri acara Silaturahmi Warga RW 08 Komp Bumi Panyileukan, Kel . Cipadung Kidul Kota Bandung Sabtu (14/5), menyebutkan kini hobi yang sudah ditekuninya selam 10 tahun sudah membuahkan hasil.

Sejak beberapa tahun ini Deden mulai menjual tanamannya di Jl Cibiu Hilir, persis di belakang rumahnya. Sasaran pembelinya adalah pesepeda ataupun warga yang sedang melakukan jogging menuju Gedung Olahraga Bandung Lautan Api yang melintasi belakang rumahnya.

Selain dijual di lapak yang berukuran 20 x 4 meter, Dia juga menjual Tanaman yang pertumbuhannya sama dengan variant Kaktus dan Bromelia ini secara online di Grup Facebook yang dia kelola bersama sekitar 328 anggota yang berasal dari seluruh Indonesia.

Karena keseriusannya Deden pun didapuk menjadi Ketua Komuintas Sansevieria Bandung Timur. Dari sinilah akses pemasarannya mulai terbuka.

Saat jualannya sepi dia bisa menjul sekitar 40 pot Lidah Mertua dalam sebulan, angka ini akan bertambah drastis di saat kondisi ramai orang membeli Lidah Mertua untuk dipelihara yakni mejelang liburan dan saat pandemik kemarin akunya.

Harga Lidah Mertua yang dijualnya dipatok di kisaran Rp 15.000 untuk jenis biasa. Sedangkan untuk harga paling mahal yang pernah dia jual adalah jenis Malawi dengan harga Rp 300.000 per pot.

Baca Juga: Semifinal Sepak Bola SEA Games 2022, Indonesia Vs Thailand, 19 Mei 2022, Pukul 19.00 WIB, Link Live Streaming

Menurut Deden jenis Malawi yang besar dijual dengan kisaran harga satu juta sampai tiga juta rupiah. Jenis ini banyak mencuri perhatian para penyuka Lidah Mertua karena prospek harga jualnya yang menjanjikan.

Sebagai pengetahuan, tanaman Lidah Mertua ini berasal dari beberapa negara seperti Afrika Selatan, Arab, India, Brazil, Belanda dan Indonesia. Tanaman Lidah Mertua sangat cocok juga untuk dibudidayakan di negara beriklim tropis seperti Indonesia. Ada tiga jenis varian yang utama seperti Jenis Kodok/ Pagoda, Pipih (tiger), Silindris (batang) dan Malawi.

Buat penjual seperti Deden, kelemahan dari tanaman Lidah Mertua ini adalah perkembang biakannya yang cepat. Lidah Mertua mudah beranak, berkembang biak. Jadi seseorang yang sudah memiliki statu jenis Lidah Mertua biasanya cukup mengembang biakan tanamanya tanpa harus membeli lagi.

Namun sebagai penghobi Deden juga menyebutkan bawah varian dari Lidah Mertua ini ada sejumlah 456 jenis (Versi Majalh Trubus) dan saat ini di rumahnya Deden mengumpulkan sekira 80 varian Lidah Mertua.*

Deden berharap bisa membudayakan ke delapan puluh varian ini sambil mengedukasi para anggotanya di grup sekaligus juga memasarkan tanaman yang sudah dirawat sejak lama ini. Semoga.***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: Wawancara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah