DESKJABAR - Sebagai upaya menentang seksualisasi di olahraga, para atlet putri senam Jerman yang tampil di Olimpiade Tokyo 2020, memilih mengenakan pakaian seragam lebih tertutup dari biasanya yang terbuka.
Para atlet putri senam Jerman seperti Sarah Voss, Pauline Schaefer-Betz, Elisabeth Seitz, dan Kim Bui, mengenakan seragam unitard yang merupakan kombinasi leotard dan legging yang memanjang sampai tumit, berwarna merah putih.
Sarah Voss mengatakan timnya yang memakai pakaian tertutup penuh di kejuaraan Eropa pada April, sebagai upaya menentang seksualisasi di olahraga itu, ingin tren pakaian tersebut berlanjut.
"Kami ingin menjadi role model, membuat semua orang berani mengikuti kami," kata Voss.
Baca Juga: Jadwal Laga Atlet Badminton Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020, Senin 26 Juli 2021 Live di Indosiar
Voss mengatakan timnya telah mendiskusikan pilihan seragam mereka saat tampil di Olimpiade Tokyo 2020, sebelum berlaga pada Minggu dan telah memilih unitard.
"Ketika Anda tumbuh sebagai perempuan, sedikit banyak cukup sulit membiasakan diri dengan tubuh baru Anda," kata Voss seperti dikutip Reuters.
"Kami ingin memastikan semua orang merasa nyaman dan kami menunjukkan ke semuanya bahwa mereka bisa mengenakan apapun yang mereka inginkan dan terlihat luar biasa, merasa hebat, apakah itu leotard panjang atau yang pendek," ucap Voss.