DESKJABAR - Pasar Comboran Kota Malang Jawa Timur dikenal sebagai surganya barang bekas hingga ke barang antik sejak dahulu.
Ratusan pedagang barang bekas dan barang antik berjualan dari mulai Jalan Prof. M. Yamin, Jalan Halmahera, Jalan Sartono SH hingga ke Jalan Irian Jaya.
Letak Pasar Comboran tidak jauh dari Stasiun Lama Kota Malang dan tak jauh dari tempat para pedagang berjualan ada lintasan rel Kereta Api yang masih dipergunakan untuk langsir.
Kehadiran para pedagang bekas yang berjualan di pinggiran rel kereta ini seperti tak terusik dengan lalu lalang kereta langsir di depan tempat jualannya.
Surga barang bekas dan antikan
Sebaliknya, pemandangan khas para pedagang barang bekas dan antikan yang beroperasi persis di pinggir rel Kereta Api ini telah menjadi ikon Malang yang menarik.
Mengingatkan kita kepada para pedagang sayuran yang berjualan di pinggir rel kereta di Thailand.
Seperti diakui salah seorang pedagang Comboran, Munif (40). Dia telah berjualan di kawasan Comboran persis di pinggiran rel sejak sembilan tahun lalu.
Kepada DeskJabar.com yang menemuinya Senin 4 Maret 2024, Munif dan beberapa pedagang lainnya mengatakan tidak merasa takut jualan disana, mereka sudah tahu kalau tempatnya berjualan adalah jalan Kereta Api, namun dia dan para pembeli sudah sama-sama menjaga keselamatan dirinya, terutama saat ada kereta langsiran yang melintas persis di depan lapak dagangannya.
Baca Juga: Tiket KA Lebaran 2024, Okupansi H-2 Mencapai 103 Persen, Daftar 10 KA dengan Tujuan Favorit
Setiap harinya selalu banyak pembeli yang berburu barang bekas dan barang antik ke pasar Comboran yang datang dari berbagai daerah di Jawa Timur.
Munif menambahkan dagangannya lebih ramai pada akhir pekan. Para pembeli sudah terbiasa berjalan di atas rel kereta api untuk melihat-lihat barang dagangan tanpa rasa waswas.
Yang menjadi daya tarik pasar Comboran ini karena harganya yang dianggap sangat murah dan terjangkau.
Beberapa barang bekas dan antik yang sudah berusia puluhan tahun bisa didapatkan disini dengan harga yang masih bisa ditawar.
Para pedagang Comboran yang berjualan di sebelah rel kereta sudah hapal jadwal kereta api langsir dan melewati tempat lapak mereka.
Pasar Comboran sendiri sudah ada sejak masa pendudukan Belanda di Indonesia. Comboran sendiri, menurut salah satu versi berasal dari kegiatan para penarik dokar pada jaman Belanda memberikan minum pada kuda mereka yang dalam bahasa Jawa dikenal dengan istilah "Nyombor" atuh nyomboran. Lambat laun istilah Nyomboran ini konon katanya berubah menjadi Comboran. ***