Terobosan Pemkot Bandung yang Dinilai Berhasil Tekan Angka Stunting di Kota Bandung

- 4 Juli 2023, 12:14 WIB
Plh Wali Kota Bandung Ema Sumarna
Plh Wali Kota Bandung Ema Sumarna /Diskominfo Kota Bandung

"Kita juga sudah punya bantuan pihak ketiga. Ini pun menjadi bagian ruang untuk pihak manapun memberikan daya dukung kontribusi terhadap upaya percepatan pembangunan di Kota Bandung termasuk dalam menurunkan angka stunting," ungkapnya.

Tak hanya itu, Pemkot Bandung juga telah meluncurkan aplikasi Bandung Emergency Application Support (BEAS). Lewat aplikasi ini, warga dan petugas mampu mendeteksi lokasi ambulans yang dibutuhkan.

"Kita bisa memberikan pelayanan kesehatan berbasis pada aplikasi. Polanya jemput bola karena itu lebih optimal. Sehingga masyarakat yang membutuhkan percepatan layanan bisa kita langsung kunjungi ke lokasi masyarakat," paparnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana (DPPKB), Dewi Kaniasari menuturkan, dengan adanya kolaborasi, bukan hanya aspek kesehatan yang dibenahi, tapi juga di luar kesehatan.

"Seperti Baznas yang memberikan penyaluran daging segar dan budikdamber ke beberapa kepala keluarga. Lions Club juga memberikan kolaborasi berupa makanan penambah gizi untuk mencegah terjadinya stunting," ucap Dewi.

Serupa dengan Dewi, Sekretaris Bappelitbang Kota Bandung, Agus Hidayat mengatakan, komitmen rembuk stunting Pemkot Bandung dilakukan dengan mengalokasikan anggaran PIPPK minimal 10 persen untuk kegiatan percepatan penurunan stunting. Serta mengalokasikan anggaran minimal 5 persen perangkat daerah pengampu urusan stunting.

"Sehingga angka perubahan kita cukup signifikan. Karena memang dari penganggaran dan komitmen yang cukup kuat dalam kolaborasi pentahelix, semua berperan untuk mencapai tujuan. Bahkan kita sudah mendapatkan Rp1,9 miliar dari CSR," aku Agus.

Terkait peran PIPPK, Lurah Kujangsari, Yunika Wihastini menjelaskan, fungsi pendampingan keluarga dari TPK di setiap RW adalah untuk mencegah terjadinya stunting. Pendamping dilakukan kepada catin, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.

"Pihak dari kelurahan yang menjadi pendamping keluarga adalah kader PKK, puskesmas, posyandu, dan pos KB. Tiap RW ada 1 TPK. Mereka tugasnya berkeliling ke rumah untuk pendampingan ke ibu hamil, calon pengantin, bayi datang langsung door to door ke keluarga yang berisiko stunting. Ini juga menjadi efektif karena bisa memacu warga untuk sadar penanganan stunting," ujar Yunika.***

Halaman:

Editor: Yedi Supriadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah