Pertanian Padi Tumpangsari pada Kehutanan Perhutani di Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat (KBB)

- 11 Desember 2022, 07:00 WIB
Para personel Perhutani KPH Bandung Utara di kehutanan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, usai penanaman pohon jati serta pola tumpangsari tanaman padi oleh lembaga masyarakat desa hutan.
Para personel Perhutani KPH Bandung Utara di kehutanan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, usai penanaman pohon jati serta pola tumpangsari tanaman padi oleh lembaga masyarakat desa hutan. /dok Perhutani KPH Bandung Utara

Masyarakat setempat yang tergabung LMDH, melakukan usaha pertanian padi secara tumpangsari, di sela-sela tanaman jati Perhutani masih muda.

Tetapi jika pohon-pohon jatinya sudah besar, lahan bersangkutan tentu tidak lagi memungkinkan ditanami padi, karena faktor pencahayaan.

Baca Juga: Anggur Lonjong Oleh-Oleh Khas Bandung, Wisata Pertanian, Dimana Bisa Membeli ?

Selain tanaman padi, juga budidaya tanaman cabe rawit alias cengek secara tumpangsari.

Pada usaha pertanian padi di kawasan hutan, diketahui benih padi yang digunakan adalah jenis gogo.

Biasanya, padi gogo dapat ditanam dua kali dalam setahun pada lahan kehutanan. Saat ini, benih padi gogo yang dianjurkan oleh Kementerian Pertanian, adalah Inpago.

Baca Juga: Di Majalengka, Pohon Beringin Kini Langka, Warga Bersyukur Melihat yang Masih Tersisa karena Manfaatnya

Tetapi pada sejumlah tempat, ada juga petani yang nekad menggunakan padi varietas Ciherang, seperti umumnya penggunaan pada lahan sawah.

Produksi padi dari lahan kehutanan, diketahui menghasilkan beras yang rasanya lebih enak dibandingkan lahan sawah.

Namun itu lebih kepada jenis-jenis varietas padi tertentu, yang termasuk ke dalam padi huma.

Halaman:

Editor: Kodar Solihat

Sumber: Wawancara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x