Di Cibatu, Garut, Memelihara Angsa untuk “Alarm” Anti Maling Pernah Memasyarakat, Apa Beda dengan Kuntilanak ?

- 10 Januari 2022, 14:41 WIB
Suasana Cibatu Garut dan populasi angsa.
Suasana Cibatu Garut dan populasi angsa. /kolase Google Maps dan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian.

DESKJABAR – Sampai pertengahan tahun 1980-an, masyarakat di Jawa Barat pernah ada cara menangkal masuknya maling ke rumah, yaitu memelihara hewan angsa.

Adalah masyarakat di Cibatu, Garut, pernah banyak memelihara angsa sebagai “alarm” anti maling, adalah di Cibatu, Garut. Namun ada juga menganggap, angsa kadang-kadang penjelmaan setan kuntilanak.

Berdasarkan informasi diperoleh DeskJabar dari Koninklijke Bibliotheek Belanda, memelihara angsa merupakan cara untuk mencegah masuknya maling ke rumah, dilakukan orang-orang Belanda zaman awal tahun 1900-1940-an di Jawa Barat.

Baca Juga: Jalan Asia Afrika Bandung, Zaman Dahulu Sarang Setan Kuntilanak Betulan. Kilasan Sejarah

Biasanya, unggas dipelihara di halaman belakang rumah, dimana unggas angsa biasa ramai berbunyi, jika ada orang tidak dikenal masuk.

Tentu saja, jika ada orang tidak dikenal masuk rumah lewat halaman belakang, adalah mencurigakan, dan diduga akan berniat maling.

Salah seorang Eropa keturunan Jerman yang pernah tinggal di Cibatu, Garut, Fried Muller, pernah menuliskan, bahwa salah satu kenangan pada masa itu adalah memelihara angsa di belakang rumah sampai tahun 1950-an.

Suasana dekat Stasiun Cibatu, Garut, dan Fried Muller (alm) orang keturunan Jerman-Belanda yang pernah lama tinggal di jalur ini.
Suasana dekat Stasiun Cibatu, Garut, dan Fried Muller (alm) orang keturunan Jerman-Belanda yang pernah lama tinggal di jalur ini. kolase Google Maps dan Facebook Fried Muller.

Baca Juga: SERAM ! Akibat Gangguan Jin, Asrama Fakultas Kesehatan di Kuningan, Jawa Barat, Menjadi Terbengkalai

Halaman:

Editor: Sanny Abraham


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x