Longsor Sumedang: Ini Kata BMKG Mengapa Bencana itu Terjadi

- 4 Februari 2021, 05:23 WIB
Dokumentasi - Bupati Sumedang rekomendasikan relokasi warga terdampak longsor Cimanggung ke Perumnas
Dokumentasi - Bupati Sumedang rekomendasikan relokasi warga terdampak longsor Cimanggung ke Perumnas /Instagram/@bpbdsumedang/

DESKJABAR - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa bencana banjir dan tanah longsor di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat pada 9 Januari 2021 terjadi di puncak musim hujan pada periode Januari-Februari.

"Jadi kalau kita lihat secara spesifik untuk wilayah Sumedang, Jawa Barat bagian tengah, untuk periode Januari-Februari ini memang masih Puncak musim hujan," kata Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG Miming Saepudin dalam Forum Group Discussion (FGD) Tanah Longsor di Sumedang yang diselenggarakan BNPB secara virtual, Jakarta, Rabu 3 Februari 2021.

Indikasi puncak musim hujan tersebut, kata Miming, menunjukkan bahwa potensi hujan lebat hingga sangat lebat bahkan hingga cuaca ekstrem dalam beberapa kasus masih dimungkinkan terjadi di wilayah Jawa Barat, khususnya di Kabupaten Sumedang.

Baca Juga: Duh! 55 Karung Limbah Beracun Kembali Dibuang Sembarangan di Bogor

Baca Juga: DPD Partai Demokrat Jabar: Meski Diterpa Isu Kudeta, 1000 Persen Masih Solid

Dengan kondisi tersebut, maka dampak yang ditimbulkan seperti banjir, banjir bandang hingga longsor kemungkinan potensinya masih bisa terjadi selama periode tersebut, seperti halnya tanah longsor yang terjadi di Sumedang pada 9 Januari 2021.

Berdasarkan peta sebaran curah hujan dari data observasi BMKG pada 9 Januari 2021, sebaran curah hujan di wilayah Jawa, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur menunjukkan bahwa konsentrasi distribusi hujan cukup merata dengan intensitas rata-rata sedang hingga lebat.

Dan secara umum, terkait kejadian longsor di Sumedang, yang menjadi perhatian BMKG adalah bahwa pada saat terjadinya longsor pada 9 Januari 2021, kejadian hujan lebat bahkan sangat lebat memang terjadi pada siang hingga sore di wilayah Kecamatan Cimanggung dan sekitarnya.

Bahkan berdasarkan laporan kejadian tanah longsor bahkan terjadi pada sore hari, antara siang hingga sore dengan curah hujan yang sangat lebat menjadi pemicu kejadian tersebut.
"Kejadian hujan lebat itu kemungkinan terjadi dengan curah hujan lebih dari 50 bahkan 100 mm dalam 3 hingga 4 jam. Kemungkinan seperti itu. Ini yang menjadi concern," kata Miming.

Baca Juga: Heboh Pasar Muamallah Depok: Transaksi Pakai Dinar Telah Ada sejak 2014

Selain itu, hujan yang cukup merata di wilayah Jawa Barat pada hari sebelumnya juga diduga menjadi pemicu longsor yang mungkin disebabkan oleh kondisi tanah yang sudah jenuh di daerah Sumedang sehingga tidak lagi mampu menahan curahan air hujan.

Mengingat potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih dapat terjadi pada periode puncak musim hujan, maka BMKG mengimbau masyarakat untuk waspada.

"Saya kira kewaspadaan di puncak musim hujan selama Februari ini harus ditingkatkan karena kejadian longsor dan beberapa kejadian bencana hidrometeorologi di beberapa tempat harus menjadi concern kita bahwa potensi cuaca ekstrem masih mengancam untuk periode bulan ini. Untuk itu kewaspadaan harus terus kita tingkatkan," demikian Miming.***

Editor: Zair Mahesa

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x