Hama Tikus Menyerang di Jawa Barat, Burung Hantu Disebarkan untuk Memangsa

- 31 Januari 2021, 19:26 WIB
Pengendalian hama tikus di Sumedang.
Pengendalian hama tikus di Sumedang. / /Dok Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat

DESKJABAR – Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat menganjurkan para petani mengerahkan peliharaan burung hantu, sebagai upaya pengendalian hama tikus yang kini menyerang tanaman pangan padi dan jagung.

Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, Ajat Sudrajat, di Bandung, kepada DeskJabar, Minggu, 31 Januari 2021, mengatakan, burung hantu (Tyto alba) merupakan predator tikus yang ampuh.

“Burung hantu mampu memangsa 5-10 tikus dalam 1 malam. Setiap ekor burung hantu memiliki daerah teritorial sampai 2 ha dengan daya jelajah sampai 5 km,” ujarnya, Ajat Sudrajat yang juga merangkap Kepala Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Barat.

Baca Juga: Hama Tikus dan Hama Wereng Serang Tanaman Padi dan Jagung di Jawa Barat

Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat diketahui sudah mengembangkan aplikasi penggunaan burung hantu untuk mengendalikan hama tikus.

Diantaranya, dengan menyebarkan infomasi cara pembuatan rumah burung hantu (rubuha). Seiring mulai banyaknya serangan hama tikus, sudah saatnya burung-burung hantu disebarkan untuk memangsa para tikus.

Burung hantu diketahui pula tidak bisa membuat rumah tinggal sendiri. Kalangan petani di Jawa Barat membuat rumah burung hantu secara swadaya dan bantuan pemerintah dengan jumlah yang cukup banyak.

Baca Juga: Perkuat Pangan Nasional, Jawa Barat Menggenjot Produksi Jagung

Contoh Sumedang

Populasi rubuha sudah tersebar di seluruh Kab/kota di Jawa Barat, dimana populasi terbanyak di Kabupaten Sumedang.

Saat ini pemerintah sedang menggalakan pembuatan rumah burung hantu sekaligus penangkarannya.

Sementara itu, di Kecamatan Wanaraja, Kabupaten Garut, beberapa petani setempat mengatakan, bahwa serangan tikus kali ini terasa lebih parah. 

Kemunculannya baru kembali terjadi, setelah beberapa tahun terakhir hama tikus relatif tak ada.

Baca Juga: Jelang Imlek, Perdagangan Ikan Mahseer Kancra Lesu di Jawa Barat

"Sekarang, tikus yang diracun entah ke mana. Kalau pun mungkin terkena, bangkainya sulit ditemukan," kata salah seorang petani di Desa Wanajaya, Enih (50).

Bahkan salah seorang petani di Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Ocid, menunjukan, bahwa hama tikus ternyata sudah memakan tongkol-tongkol jagung bersembunyi dalam selubung jagung.

Karena serangan hama tikus, ia terpaksa memanen dini jagung-jagungnya. ***  

 

 

 

 

 

 

 

Editor: Kodar Solihat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x