Menjelang Kemarau 2023 di Majalengka, Pohon Beringin Ini Harapan Sumber Air Warga

10 Maret 2023, 07:08 WIB
Pohon beringin di dekat alun-alun Kelurahan Cigasong, Majalengka /Kodar Solihat/DeskJabar

DESKJABAR – Suasana menjelang kemarau 2023 yang sudah terasa pada sejumlah wilayah di Jawa Barat, membuat sejumlah warga bersiap. Di Majalengka, pohon beringin yang masih ada menjadi harapan warga sebagai sumber air.

Di Kabupaten Majalengka, diketahui kini sudah tinggal sedikit terdapat pohon beringin. Sebab, kebanyakan pohon beringin ditebangi sejak belasan tahun lalu.

Dampak pohon-pohon beringin sudah tidak ada lagi, membuat warga menjadi kekurangan air bersih. Tetapi pohon-pohon beringin yang masih ada, menjadikan suasana lingkungan tetap sejuk dan banyak air bersih.

Terbukti banyak manfaat

Diantara pohon beringin yang masih tersisa di Majalengka, adalah yang berada di seberang jalan dekat alun-alun Kelurahan Cigasong, Kecamatan Cigasong. Pohon beringin yang sudah lebat itu, menjadi ikon kawasan Kelurahan Cigasong, yang membuat suasana sejuk bagi yang berada di dekatnya.

Beberapa staf berseragam logo Pemkab Majalengka, ketika sedang berada di Desa Tenjolayar, Rabu, 7 Maret 2023, menyebutkan, bahwa pohon beringin di dekat alun-alun Kelurahan Cigasong itu kini menjadi andalan masyarakat sebagai sumber air.

“Daerah itu boleh dikatakan sumber airnya yang masih bagus ketika musim kemarau karena pohon beringinnya masih ada. Pohon beringin diketahui sebagai sumber air, dan terbukti manfaatnya ketika kemarau,” ujar salah seorang staf berseragam logo Pemkab Majalengka, usai sosialisasi sertifikasi tanah dari BPN di Kantor Desa Tenjolayar, Kecamatan Cigasong.

 Baca Juga: Di Sumedang, Pohon Keramat Jadi Manfaat Lingkungan, Walau Diceritakan Banyak Hantu

Apakah memungkinkan ditanam lagi ?

Beberapa orang lainnya warga Desa Tenjolayar juga menjadi mengobrolkan soal manfaat pohon-pohon beringin. Kemudian muncul pertanyaan, apakah memungkinkan jika pohon-pohon beringin kemudian ditanam lagi di Majalengka, karena manfaatnya terbukti, paling tidak untuk generasi mendatang.

Mereka juga mengobrolkan, bahwa sejumlah lokasi yang kini tidak ada lagi pohon beringin, menjadi lebih panas dan debit air bersih menjadi menurun. Bahkan, aliran parit yang semula banyak air bersih, kini sudah mengecil dan tidak sebersih ketika pohon beringin dahulu masih ada.

Warga juga mengobrolkan, bahwa pohon beringin jangan dianggap dikaitkan partai politik, apalagi ditebangi akibat pikiran bodoh. Sebab, pohon-pohon beringin sudah ada di Pulau Jawa jauh sebelum Indonesia merdeka, yang disusul situasi perpolitikan negara ini.

Baca Juga: Pohon Beringin, Dianggap Angker Tetapi Sangat Manfaat Tinggi Bagi Lingkungan Hidup di Jawa Barat

Rekomendasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Sementara itu, informasi dari Direktorat Jenderal Pengendalian dan Pencemaran Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kemen LHK) menyebutkan, bahwa pohon beringin termasuk species pohon penyerap polutan udara.

Berdasarkan SK.21/PPKL/SET/KUM.1/05/2016 tentang petunjuk teknis penanaman species penyerap polutan udara, pohon beringin termasuk di dalamnya. Pohon beringin berfungsi mereduksi atau menyerap CO.

Pohon beringin sangat cocok untuk dijadikan tanaman kota, sebagai penyejuk lingkungan. Apalagi, pohon beringin diketahui berumur panjang, serta memiliki perakaran kuat dan dalam, tidak mudah patah, mampu mencegah longsor, dsb.

Diantara kabupaten/kota yang mengadopsi penanaman pohon-pohon untuk membuat hutan/taman kota, adalah Palangkaraya, yang merupakan ibukota Kalimantan Tengah. ***

 

 

 

 

Editor: Kodar Solihat

Sumber: liputan

Tags

Terkini

Terpopuler