SOAL SKETSA Pelaku Kasus Subang, Tanyakan Kepada Orang Dekat Korban, Pelaku Memilih Lari Lewat Rute Ini

21 Juni 2022, 15:28 WIB
Olah TKP kasus Subang. Soal sketsa pelaku tanyakan kepada orang dekat korban /Dok. Deskjabar.com/

DESKJABAR – Kasus Subang sudah berusia lebih dari 10 bulan sejak kasusnya terjadi pada 18 Agustus 2021 dinihari. Banyak pertanyaan yang mengganjal terkait kasus yang telah menewaskan Tuti dan Amel tersebut.

Salah satunya soal perkembangan sketsa terduga pelaku kasus Subang yang pernah dirilis Polda Jabar. Seorang pakar hukum bahkan sebelumnya pernah menyarankan agar soal sketsa tersebut tanyakan kepada orang-orang dekat korban.

Pelaku yang ada di sektsa tersebut diduga merupakan bagian dari orang-orang yang terlibat di kasus Subang, dan mereka memilih lari lewat rute jalur yang dinilai aman.

Baca Juga: SUBANG DETIK INI : Heboh, Yosef Buka Rahasia 4 Saksi Terperiksa Bergelagat Aneh, Sesungguhnya....

Ada tiga opsi rute yang digunakan para pelaku setelah melakukan eksekusi membunuh Tuti dan Amel di TKP kasus Subang, dan para pelaku ini memilih salah satu rute untuk melarikan diri.

Polda Jabar sendiri dalam upaya mengungkap siapa pelaku dan motif dibalik kasus Subang, sudah merilis sketsa wajah terduga pelaku, yang dirilis pada 29 Desember 2021.

Namun, hingga 6 bulan belalu, tidak ada perkembangan soal sketsa terduga pelaku kasus Subang yang telah disebar ke masyarakat tersebut.

Sebelumnya, Dosen Fakultas Hukum Universitas Parahyangan, Agustinus Pohan berpendapat bahwa kejahatan dalam kasus pembunuhan di Subang ini diduga dilakukan oleh orang dekat atau yang kenal dengan korban, yaitu Tuti Suhartini dan Amel.

Alasannya, dalam tindak pidana tersebut tidak ada barang korban yang hilang sehingga motif pembunuhan bukan properti atau perampokan.

"Kalau motifnya bukan properti, kemungkinan pelaku dikenal oleh keluarga atau orang terdekat dari korban," ucap Agustinus Pohan kepada DeskJabar.com, Minggu, 9 Januari 2022.

Alasan lain pelaku kenal dekat dengan korban karena ada saksi yang melihat sekitar jam 12 melam di TKP ada 5 orang yakni 3 perempuan dan 2 laki-laki. Dua perempuan di antaranya diduga adalah korban.

Baca Juga: Kisah Bos PS Store Putra Siregar, Pemegang Rekor Qurban Terbanyak Se-Indonesia Versi MURI

Jika mereka bertamu ke rumah orang hampir di tengah malam, tentunya bagi orang asing akan tidak mungkin datang ke rumah orang di tengah malam.

Dengan alasan itu, Agustinus Pohan menyarankan kepada polisi agar meminta bantuan kepada saksi-saksi adakah mengetahui orang terdekat korban yang mirip dengan sketsa wajah terduga pembunuh ibu dan anak di Subang tersebut.

Ia menilai penyebaran sketsa wajah terduga pelaku tidak akan berpengaruh pada percepatan pengungkapan kasus tersebut.

Itu karena gambar sketsa dari samping kanan dan dari belakang itu tidak jelas sehingga bisa ada ribuan kemungkinan sehingga bisa timbul spekulasi di masyarakat.

"Ini mah mungkin polisi sudah kebingungan barangkali. Tapi sekali lagi, ini karena polisi mendapat desakan dari masyarakat yang kuat sekali. Biarkanlah polisi bekerja," tutur Agustinus Pohan.

Ia juga menilai langkah polisi meminta bantuan kepada masyarakat untuk melapor jika menemukan seseorang yang mirip dengan sketsa sebagai langkah kurang bijaksana dan berbahaya.

"Menurut saya, permintaan bantuan semacam itu agak kurang bijaksana. Walaupun betul ini upaya, tapi sangat tidak bijaksana," ujar Agustinus Pohan.

Baca Juga: MAU GRATIS M1887 SG Ungu Executor, KLAIM Kode Redeem FF Hari Ini, Terbaru 1 Menit yang Lalu, Permanen GARENA

Ia juga mempertanyakan apakah langkah seperti itu tidak berbahaya. Soalnya, orang akan dengan mudah melakukan spekulasi-spekulasi dengan gambar sketsa yang tidak jelas tersebut.

Agustinus Pohan juga memperkirakan kemungkinan polisi menghadapi kendala dalam pengungkapan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang ini.

Sebab, sampai hari ini polisi belum menemukan titik terang sehingga melakukan berbagai cara, termasuk menyebar sketsa terduga pembunuh kasus Subang ke masyarakat.

Menurut dia, upaya yang dilakukan oleh polisi untuk meminta bantuan masyarakat dengan menyebarkan sketsa yang tidak jelas, akan menimbulkan banyaknya gesekan di masyarakat yang bisa mengganggu proses penyelidikan.

"Bukan tidak mungkin orang yang tidak suka pada orang tertentu mengatakan, itu kaya 'si ini' ya. Sehingga bisa menimbulkan spekulasi. Dan spekulasi itu bisa menimbulkan gesekan di tengah masyarakat," tutur Agustinus Pohan.

Dugaan rute kabur pelaku

Seperti diketahui, warga sekitar mengetahui adanya dua jasad tanpa busana di bagasi Mobil Alphard hitam yang terparkir di TKP rumah Ciseuti.

Suami dan sekaligus ayah korban yakni Yosef, merupakan orang yang datang pertama ke TKP kemudian melihat kondisi rumah yang acak-acakkan.

Dengan dugaan telah terjadi perampokan, Yosef kemudian melapor ke Polsek Jalancagak dan terlebih dahulu mampir di rumah kakak almarhum Tuti untuk melaporkan soal kondisi di TKP.

Saat Yosef ke kantor Polsek Jalancagak itulah banyak warga yang sudah berkerumun dan menyaksikan ada jasad Tuti dan Amel ditumpuk di bagasi mobil.

Pemerhati kasus Subang, Fredy Sudaryanto kemudian membahas dugaan rute pelarian yang dipilih para pelaku kasus Subang setelah melakukan aksinya mengeksekusi korban Tuti dan Amel.

Hal itu dibahas Fredy di kanal YouTube Freddy Sudaryanto Sport yang tayang pada 5 Januari 2022.

Baca Juga: JADWAL HARI INI Persib Bandung Vs Bhayangkara FC, Walau Tanpa Penonton Polisi Tetap Turunkan 1300 Personil

Fredy Sudaryanto mengemukakan, ada 3 alternatif jalur atau rute kabur para pelaku setelah melakukan eksekusi terhadap Tuti Suhartini dan anaknya Amel di kasus pembunuh ibu dan anak di Subang.

Alternatif pertama adalah para pelaku keluar dari TKP melalui jalur depan kemudian belok ke kiri menuju Jalancagak, Subang.

Namun di rute ini ada CCTV yang ada di dekat Alfamart dan tempat pencucian mobil, yang selama ini juga menjadi penelusuran tim penyidik, termasuk anjing pelacak.

Altenatif rute kedua adalah lewat depan kemudian belok kiri menuju arah Sagalaherang. Namun, tidak jauh dari TKP juga ada CCTV yang berada di bengkel jok kendaraan.

Alternatif ketiga adalah para pelaku kabur lewat rute pintu belakang, kemudian ke arah Bunihayu. Di jalur ini ada CCTV dari sebuah pabrik bahan kimia dimana CCTV yang mengarah ke kebun dan jaraknya cukup jauh dari TKP kasus pembunuh ibu dan anak di Subang.

Sempat disampaikan oleh tim penyidik bahwa CCTV yang ada di depan pencucian mobil, mengarahkan ke gerbang rumah TKP namun tidak jelas.

Fredy Sudaryanto menduga para pelaku mengambil rute kabur setelah eksekusi adalah dengan rute lewat pintu belakang melalui kebun ke arah Bunihayu.

Baca Juga: Persib Bandung vs Bhayangkara FC, Prediksi Pertandingan dan Susunan Pemain, Persib Dalam Masalah Besar

Alasan Fredy, kalau para pelaku kabur dengan mengambil rute lewat depan, tentu sekitar jam 6.30 sampai jam 7.00 pagi sudah banyak orang lalu lalang dan suasana sudah terang benderang.

Alasan Fredy benar juga karena jangankan di jam 6.30 sampai jam 7.00 WIB, sekitar jam 6 pagi saja saat pelaku mengeluarkan mobil Alphard sudah adak saksi Mang S dan sopir angkot yang sempat melihat pelaku yang sednag menyetir Alphard hitam di TKP.

Demikian pula saksi Mang Ajat sekitar jam 6 yang melihat ada orang di TKP saat saksi akan membeli bubur.

Jadi dengan elasan-alasan itu, bisa jadi para pelaku mengambil rute kabur lewat pintu belakang kemudian menyusuri kebun ke arah Bunihayu. Dijalan Bunihayu inilah para pelaku memarkirkan kendaraan mereka.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Wawancara YouTube Fredy Sudaryanto Sport

Tags

Terkini

Terpopuler