Pada tahun 1988 God Bless melempar album reunian yang meledak di pasaran kala itu.
Hitsnya seperti “Rumah Kita”, “Semut Hitam”, atau “Kehidupan” dinyanyikan banyak pecintanya dan dimainkan banyak musisi band bergenre rock.
Album ini diyakini sebagai album perubahan pada musik mereka yang semula mengusung rock progresif secara drastis berubah menjadi sedikit lebih keras dengan adanya pengaruh musik hard rock dan heavy metal.
Disaat album ini masih hangat diperbincangkan, Ian Antono hengkang dari God Bless dan posisinya digantikan gitaris muda asal Bogor, Eet Sjahranie.
Bersama Eet, God Bless menyelesaikan album berjudul Raksasa yang meroketkan hits “Menjilat Matahari”, “Maret 1989”, atau “Misteri”.
Gaya bermusik Eet lebih cepat dengan notasi musik rock yang meraung namun enak di telinga.
Pada kurun waktu yang tidak terlalu jauh, Eet Sjahranie harus juga fokus pada kelompok EdanE yang dibangunnya bersama vokalis bersuara sengau, Ekie Lamoh.
Meski telah bongkar pasang personil namun grup band paling tua di Indonesia ini tetap memiliki fans nya yang selalu mendukung konser-konser mereka di mana saja.***