Network
DESKJABAR - Ada hal lain ketika memanfaatkan jasa angkutan umum Elf Majalaya-Kebon Kalapa Bandung.
Hal ini meski jarang terjadi tapi diakui ketika memanfaatkan jasa angkutan umum Elf Majalaya-Kebon Kalapa Bandung.
Bahkan menjadi sesuatu yang serasa membuat copot jantung ketika memanfaatkan jasa angkutan umum Elf Majalaya-Kebon Kalapa Bandung.
Hal yang dimaksud ketika memanfaatkan jasa angkutan umum Majalaya-Kebon Kelapa Bandung adalah ini.
Yaitu pengalaman menarik dan membuat ingatan melayang ke hal hal yang sudah dilalui puluhan tahun silam.
Yaitu bertemu dengan mantan pacar, baik penumpang ataupun sang supir yang membawanya.
Sebelumnya cerita penumpang dengan penumpang pernah diulas yaitu cerita Ujang Ahman dan Lilis.
Ujang Ahman dan Lilis bertemu ketika salah seorang menanyakan tarif ongkos Majalaya-Kebon Kalapa.
Kali ini hal itu dialami oleh salah seorang supir Elf Majalaya-Kebon Kalapa Bandung. Wow luar biasa.
Supir tak menyangka yang membayar ongkos adalah mantan pacar yang terpisah akibat kondisi lokasi.
Percaya atau tidak, ini adalah kisah mendebarkan dan mengharukan.
Supir Elf yang tidak mau disebut namanya mengisahkan kejadian yang mengingatkannya kembali saat menjalin percintaan.
"Sok we kang asal ulah ditulis ngaran asli hungkul, ngaran abdi jeung ngaran kabogoh (Boleh, tapi nama saya dan pacar saya itu disamarkan tapi jangan sebut nama sebenarnya, ya Kang)," kata Aa nama samaran sang supir tadi.
Aa sempat tak percaya penumpang yang membayar ongkos Elf Majalaya-Kebon Kalapa adalah pacar yang masih dicintainya.
Saat itu seperti biasa ketika sampai di ITC Kebon Kalapa, para penumpang membayar ongos ke supir satu persatu di pintu depan.
Giliran seorang penumpang wanita setengah tua tapi masih energik, Aa mendadak terperanjat.
"Eh..Yayang ning, sugan saha bade kamana (eh Yayang, kirain siapa mau kemana)," kata Aa.
Kemudian Aa menceritakan peristiwa itu tidak berlanjut lama, hanya tegur sapa dan ada perasaan ingin ngobrol lebih lama dengan Yayang.
Namun Aa mengakui kondisinya tidak bisa karena harus memungut ongkos dari penumpang lain dan waktunya sangat singkat, sesingkat itu.
Begitupun Yayang, kata Aa, dia harus segera bergegas pergi meninggalkannya.
Namun Aa tidak bisa berbuat banyak dan tak bisa menyaksikan Yayang pergi ke arah mana karena harus memungut ongkos dari penumpang lain.
"Teu kantos ngobrol panjang lebar atuh Kang, mung paraosan teh asa deg degan we, he..he..(tidak bisa ngobrol lebih jauh Kang, hanya perasaan saja yang deg degan he..he..)," ucap Aa.
Sebelumnya Aa tidak menyadari ada penumpang yang naik dan itu adalah mantan pacarnya.
"Bade apal ti mana atuh Kang, anu megat teh pan sanes saurang kan dina sakali naek teh aya kana tilu urangna (mau tahu dari mana Kang, yang nyetop itu banyak bukan satu orang saja, kan itu lebih setiap berhenti yang naik 3 orang)," tuturnya.
Aa pun tidak memperhatikan setiap penumpang, hanya yang jadi perhatian di belakang supir adalah jok semua terisi.
"Nya manehna naek ti mana manana ge teu apal (ya dia naiknya dari daerah mana saya tidak tahu)," tuturnya.***
