Ramalan Zodiak, Begini Sejarah dan Awal Kemunculannya di Indonesia

- 6 Mei 2021, 13:08 WIB
Simbol-simbol zodiak yang merupakan salah satu cabang astrologi
Simbol-simbol zodiak yang merupakan salah satu cabang astrologi /Encyclopedia Britannica

DESKJABAR – Diantara sebagian kalangan muda, yang namanya ramalan zodiak sering menjadi semacam “tuntunan” melihat nasib, misalnya urusan asmara, rejeki, keselamatan, dsb.

Berdasarkan catatan DeskJabar, ramalan zodiak mulai ramai dimunculkan di Indonesia pada akhir tahun 1970-an (skeitar tahun 1977-1978). Yang menampilkan, biasanya adalah bisnis majalah remaja, dengan memanfaatkan umur-umur muda yang sedang puber dan jiwa labil.

Ada pun sejarah zodiak dimana yang dimaksud adalah ramalan zodiak, diketahui merupakan salah satu cabang astrologi, yang merupakan salah satu peninggalan zaman pagan di Eropa. Ada pun astrologi yang umum adalah versi Barat, Cina, Hindu, dan Kabbalah.

Yang dikenal, selama ini adalah astrologi dan astronomi. Ada pun perbedaannya, astrologi cenderung kepada ilmu semu, lain halnya astronomi adalah ilmu pasti.

Baca Juga: Gawat, 59 Pelaku Perjalanan Asal India yang ke Indonesia Terdeteksi Positif Covid-19

Dalam agama Islam, hanya mengenal ilmu astronomi dan ilmu falak yang sebenarnya serupa tapi tak sama, misalnya menentukan masuknya bulan suci Ramadhan dan hari raya Idul Fitri. Namun dalam ajaran agama Islam tidak membenarkan astrologi, karena lebih mengarah ilmu nujum alias ramalan.

Berdasarkan catatan The Free Dictionary yang disusun Farlex, bahwa zodiak sangat berkaitan dengan sprititualitas neopaganisme dan astrologi. Ada pun pagan, adalah zaman dimana orang-orang belum mengenal agama, dimana mereka melihat perjanan nasib dengan menerka-nerka pergerakan alam, terutama penampakan di langit.

Disebutkan, astrologi berawal atau berakar dari zaman orang-orang belum mengenal agama. Dari sejumlah bukti sejarah, akar zodiak berawal dari kebiasaan manusia purba sebagai pertanda melihat roh dan dewa di semua alam, di cahaya langit, dan dalam kehidupan hewan dan tumbuhan di bumi. Gagasan ini, bahwa ketuhanan itu imanen di dalam alam, adalah inti dari paganisme.

Baca Juga: Terminal Pulogebang tidak Membatasi Keberangkatan Bus Antarkota selama Larangan Mudik

Halaman:

Editor: Kodar Solihat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x