God Bless, Grup Rock Tertua di Indonesia dengan Sederet Prestasi, Kerap Berganti Personel Namun Tetap Solid

25 Agustus 2022, 06:42 WIB
Salah satu penampilan God Bless, Grup Band Rock tertua di Indonesia /Instagram @godblessrocks/

 

DESKJABAR - God Bless adalah grup band beraliran rock di Indonesia yang memiliki sejarah panjang dan berliku.

Dibentuk secara resmi pada 5 Mei 1973 yang merupakan tahun kejayaan bagi grup band Rock terbesar yang dimiliki Indonesia ini.

Konser mereka menjadi tontonan musik yang menarik bagi pecinta musik cadas di Indonesia bahkan di negara tetangga.

Gak aneh kalau pada tahun 1975, grup band Rock ini dipilih menjadi band pembuka konser super group legendaris dunia, Deep Purple di Jakarta.

Baca Juga: Pria Asal Garut Ini Buron Tipikor 10 tahun Akhirnya Ditangkap Saat Jadi Ketua RW di Astana Anyar Bandung

Peristiwa ini menjadi perbincangan yang tak pernah redup dikalangan musisi dan publik pecinta musik keras ini.

Jika kemudian konsep musik yang mereka usung terpengaruh kelompok hard rock asal Inggris, Deep Purple setidaknya bisa dilihat dari lagu-lagu “gaduh” mereka seperti “Trauma”, “Semut Hitam” 1988 yang bertempo cepat.

Power vokal Iyek demikian Achmad Albar sering dipanggil memperkuat range musik mereka menjadi solid.

God Bless adalah musik, God Bless adalah barometer banyak grup band di Indonesia kala itu.

Baca Juga: Reward Rapper Underworld M1887 Permanen Sudah Menantimu Gengs, Buruan Klaim Kode Redeem FF Asli Hari Ini

Banyak lagu hits God Bless dilombakan dalam festival rock lokal di beberapa kota di Indonesia, hal tersebut membuktikan tak mudah bagi grup band untuk membawakan lagu-lagu mereka di panggung.

Grup Band dengan vokalis utama yang bertahan sampai saat ini, Achmad Albar. Pernah masuk ke dalam daftar The Immortals: 25 Artis Indonesia Terbesar Sepanjang Masa versi majalah Rolling Stone Indonesia.

Embrio Grup Cadas asal Jakarta ini berawal dari Achmad Albar yang baru pulang dari negeri kincir angin.

Sekembalinya ke Indonesia Achmad Albar ingin membentuk band sendiri. Berdua dengan Ludwig Lemans (gitaris Clover Leaf, band Achmad Albar Saat di Belanda).

Achmad albar lalu mengajak (almarhum) Fuad Hassan (drum) dan Donny Fattah (bass) untuk membentuk band.

Baca Juga: FORUM Badminton China Soroti Perang Saudara Ganda Putra Indonesia di Kejuaraan Dunia BWF 2022

Semula band ini diberi nama Crazy Wheels, sebelum akhirnya band tersebut tampil di pentas musik "Summer '28", semacam pentas 'Woodstock' ala Indonesia mereka mengubah nama menjadi Good Bless pada tanggal 5 Mei 1973.

Keyboardis Jockie Surjoprayogo bergabung dengan Crazy Wheels/God Bless pada awal tahun 1973.

Jockie masuk ke God Bless mengantikan posisi Deddy Dores yang bergabung hanya beberapa bulan.

Dores hengkang dari God Bless lantaran harus mengurus bandnya sendiri, Rhapsodia.

Namun Jockie juga tidak bisa bertahan lama. Posisi dia pun digantikan oleh (almarhum) Soman Lubis.

Pada bulan Juni 1974, Fuad Hasan (Drum) dan Soman Lubis (keyboard) mengalami kecelakaan lalu lintas di Tugu Pancoran Jakarta Selatan.

Berturut-turut gitaris Ludwig Lemans memutuskan untuk keluar dari God Bless. Dengan demikian, personel yang tersisa tinggal Ahmad Albar dan Donny Fattah.

Untuk mengisi kekosongan pada keyboard, mereka mengajak Jockie untuk bergabung kembali. Jockie lalu mengajak gitaris Ian Antono dan Teddy Sujaya pada drum

Grup fenomenal ini pernah membuat gebrakan saat tampil di TIM dengan konser mengenang seratus hari Fuad Hasan dan Soman Lubis. Mereka melakukan atraksi dengan mengusung peti mati di atas panggung.

Sejak berganti-ganti personel membuat mereka jenuh hingga akhirnya memutuskan vakum.

Hingga munculah salah satu promotor rock asal Surabaya, Log Zhelebour mullai aktif mengangkat kembali lagu-lagu God Bless sebagai lagu “wajib”

Tak lupa para personel God Bless diturunkan menjadi juri di acara bergengsi tersebut.

Tak disangka festival musik rock tersebut banyak melahirkan band-band rock di Indonesia, seperti Grass Rock, Elpamas hingga Slank.

Pada tahun 1988 God Bless melempar album reunian yang meledak di pasaran kala itu.

Hitsnya seperti “Rumah Kita”, “Semut Hitam”, atau “Kehidupan” dinyanyikan banyak pecintanya dan dimainkan banyak musisi band bergenre rock.

Album ini diyakini sebagai album perubahan pada musik mereka yang semula mengusung rock progresif secara drastis berubah menjadi sedikit lebih keras dengan adanya pengaruh musik hard rock dan heavy metal.

Disaat album ini masih hangat diperbincangkan, Ian Antono hengkang dari God Bless dan posisinya digantikan gitaris muda asal Bogor, Eet Sjahranie.

Bersama Eet, God Bless menyelesaikan album berjudul Raksasa yang meroketkan hits “Menjilat Matahari”, “Maret 1989”, atau “Misteri”.

Gaya bermusik Eet lebih cepat dengan notasi musik rock yang meraung namun enak di telinga.

Pada kurun waktu yang tidak terlalu jauh, Eet Sjahranie harus juga fokus pada kelompok EdanE yang dibangunnya bersama vokalis bersuara sengau, Ekie Lamoh.

Meski telah bongkar pasang personil namun grup band paling tua di Indonesia ini tetap memiliki fans nya yang selalu mendukung konser-konser mereka di mana saja.***

 

Editor: Sanny Abraham

Sumber: data pribadi

Tags

Terkini

Terpopuler