Mega Sinetron Panggilan, Lian Kecelakaan Motor, Berhasilkah Meta Melampiaskan Dendam Membunuh Iren?

18 Agustus 2022, 19:44 WIB
Adegan saat Mala mencegah ayahnya pergi dari rumah Habibi setelah diusir Gita istri Habibi /Indosiar/

DESKJABAR - Lian yang baru saja dibebaskan dari penjara oleh Gita, pulang ke rumah menemui Mala yang sudah kangen menantikan ayahnya bebas menghirup udara bebas.

Namun, kepulangan Lian hanya sesaat, Gita yang baru keluar dari kamarnya masih tetap menyangka bahwa Lian adalah orang yang membunuh ibunya Iren.

Meski ditahan oleh Habibi suaminya dan pak Bilal, mertuanya, Gita bersikeras mengusir Lian dari rumah.

Satu sisi, Mala juga tetap ngotot ingin ikut ayahnya kemanapun pergi, asalkan Mala bisa bersama-sama dengan ayahnya.

Baca Juga: Ermy Kullit, Selena Jones Indonesia yang Sudah Malang Melintang Hingga ke Singapura dan Malaysia

Namun keputusan Gita untuk mengusir Lian dari rumah bulat, akhirnya Lian pergi meninggalkan keluarga Habibi dengan diiringi tatapan Habibi, Raja, dan pak Bilal, serta tangisan histeris Mala yang mencegahnya pergi dari rumah.

Dalam keadaan hujan lebat, Lian pergi dari rumah Habibi dengan hati yang kacau. Jalanan yang licin karena diguyur hujan membuat Lian hilang keseimbangan, motor yang dikendarai Lian terjatuh di jalanan beraspal.

Sementara di rumah keluarga Habibi, Pak Bilal tengah gelisah memikirkan yang sedang terjadi di keluarga ini akhir-akhir ini.

Seluruh kekacauan dirasakan datang bertubi-tubi menghampiri keluarga Habibi.

Iren ibu mertua Habibi semenjak tinggal di rumah ini selalu berselisih paham dan berseberangan pikiran dengan Lian. Pertengkaran mulut pun kerap terjadi diantara keduanya.

Puncaknya terjadi pada saat Meta berniat membalaskan sakit hati kepada keluarga Pak Bilal dengan cara menghabiskan keluarga ini satu persatu.

Iren dibunuh Meta bersama pembunuh bayaran yang disewanya di tengah hutan saat keluarga Habibi berlibur di resort atas rekomendasi Meta.

Baca Juga: WAJIB! Persib Bandung Bawa Pulang 3 Point, tak Peduli Posisi PSS Sleman Lagi Bagus, Budiman: Kami Siap Fight!

Namun rencana liburan itu hanyalah akal-akalan Meta semata, Meta ingin melampiaskan dendamnya kepada keluarga ini.

Balas dendam Meta adalah melenyapkan nyawa Iren yang dianggap sering ribut dengan Lian.

Nabila asisten rumah tangga keluarga Habibi bermaksud menyerahkan secangkir teh panas untuk pak Bilal yang sedang gelisah.

Pada saat menyerahkan teh panas ke tangan pak Bilal, Nabila yang memilik kemampuan “panggilan” melihat sosok Lian yang terkapar  jatuh di jalan raya sendirian karena tidak ada orang yang menolong.

Kaget melihat bayangan Lian jatuh di dalam cangkir, sontak Nabila berteriak terkejut. Hal itu membuat Pak Bilal kaget dan menanyakan perihal yang dialami Nabila.

Nabila bungkam tidak mau bercerita ihwal kemampuan “panggilan” nya kepada pak Bilal sambil menjawab bahwa teriakannya tadi karena memegang teh yang masih panas.

Karena khawatir pada nasib Lian, Nabila segera menelpon Vocke yang dikenalnya miliki hubungan akrab dengan Lian.

Baca Juga: Ada Transaksi Misterius dari Rekening Brigadir J Sejumlah Rp 200 Juta, Saat Yoshua Sudah Meninggal

Mendengar penuturan Nabila melalui telepon, Vocke pun segera menemui  Lian sesuai dengan petunjuk Nabila.

Namun Raymond yang mengetahui kepergian Vocke dari rumah membuntuti Vocke tanpa sepengetahuannya.

Bagaimana nasib Lian selanjutnya, simak Mega Sinetron Panggilan episode 145 malam ini.

Lalu bagaimana perjuangan Vocke untuk mendapatkan pengakuan Lian untuk berkata terus terang soal perubahan Lian pasca Vocke pulang dari Rumah Sakit.

Ikuti kisahnya hanya di Indosiar. ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Indosiar

Tags

Terkini

Terpopuler