CERITA LENGKAP KKN di Desa Penari Versi Nur dan Widya Kisah Nyata yang Terjadi Ketika Fenomena Dukun Cilik

12 Mei 2022, 15:19 WIB
Rangkuman kisah lengkap KKN di Desa Penari Versi Nur dan Widya Thread Simpleman. /intagram @Tisaabiani dan @adindathomas /

 

DESKJABAR - Lanjutan cerita lengkap KKN di Desa Penari Versi Nur dan Widya dari sebuah Thead Twitter Postingan SimpleMan di 24 Juni 2019 silam.

Kisah nyata KKN di Desa Penari yang terjadi di tahun 2009 ini. Setelah di part sebelumnya menceritakan awal mula keanehan terjadi yang dialami oleh Nur dan Widya saat KKN di Desa Penari.

Kini berlanjut kisahnya, saat Nur mengetahui ada perubahan sikap yang sangat tidak wajar terjadi pada temannya, Bima.

Baca Juga: 3 Hikmah Dari Adanya Film KKN di Desa Penari, Yaitu Penting Untuk Menjaga Ucapan, Tatakrama, dan Kesopanan

Ketika menjalankan proker KKN, Nur diberitahu oleh Anton bahwa ada keanehan yang terjadi pada Bima. Anton cerita kalau Bima sering kali tersenyum dan berbicara sendiri di dalam kamar, Anton mendapati Bima membawa sesajen dan menaruhnya di bawah ranjang tempat tidur.

Tak hanya itu, seringkali ketika malam tiba terdengar suara perempuan tapi tidak ada seorang pun perempuan yang keluar masuk ke kamarnya bima.

Nur yang tidak percaya, lantas mengecek kamarnya Bima bersama Anton. Benar saja, ada sesajen yang tersimpan rapi di bawah tempat tidurnya Bima.

Dalam sesajen itu terdapat foto Widya. Nur pun mendekati lemari, yang tiba-tiba saja didalam lemari itu ada seekor ular hijau keluar dari lemari itu. Mereka berdua kaget, dan merasa was-was.

Hingga akhirnya, Nur pun diam-diam mengawasi Bima. Nur kedapatan Bima sedang menabur garam di tempat biasanya Widya duduk.

Ada satu kejadian dimana Widya melihat dua sosok Nur yang sedang melakukan kegiatan berbeda. Nur yang sedang sholat di kamar dan yang sedang minum, nyatanya tidak ada seorang pun yang berada di dalam kamar.

Baca Juga: Hutan Gumitir Lokasi KKN di Desa Penari, Ada Tapak Tilas Tempat Mengurung Makhluk Halus dan Misteri Awe-awe

Merasa keheranan, Widya yang melamun cepat-cepat diberi air oleh temannya. Air putihnya tidak sampai terteguk seluruhnya. Widya tersedak dan tangannya masuk kedalam mulut menarik rambut panjang. Ternyata banyak gumpalan rambut di kendi air, Widya muntah-muntah.

Kejadian ini, hanya di alami oleh Widya. Anton menebak jika WIdya terkena pelet. Sampai hari demi hari, banyak sekali kejadian yang ganjal.

Widya dan wahyu yang pergi ke kota untuk membeli perlatan KKN menggunakan motor. Tiba-tiba saja motor yang dikendarainya mogok. DItengah jalan, mereka dibantu oleh sekelompok pemuda dan mengarahkan mereka untuk ikut berpesta.

Ada pesta meriah yang terdapat banyak sekali makanan lezat, orang-orang yang menari serta suara musik yang keras. Mereka berdua mengikuti pestanya, hingga saat akan pulang diberi 2 bungkus makanan yang besar.

Ketika sampai di tempat menginap, Widya dan Wahyu menceritakan bagaimana meriahnya pesta tadi. Mereka menunjukkan bingkisan yang diberikan oleh orang yang berpesta tadi. Bingkisan itu dari daun pisang.

Ketika dibuka ternyata isinya kepala monyet yang masih segar dengan darah dan lendir yang masih bercucuran. Setelah kejadian itu, wahyupun jatuh sakit selama beberapa hari.

Di lain sisi, Nur menemukan sebuah selendang berwarna hijau dan mahkota putih yang ia yakin sekali mirip dengan yang digunakan oleh sesosok penari yang ia lihat di awal awal ketika memasuki desa tersebut di dalam tas milik Ayu.

Baca Juga: KKN DI DESA PENARI, Ternyata LOKASI BERADA DI KAWASAN INI, Terisolir di Tengah Hutan dengan Akses Berlumpur

Nur mengambil kedua benda itu dan tak lama terdengar suara gamelan. Widya yang tengah tertidur bangun dengan tatapan kosong berbicara pada Nur dengan bahasa Jawa. Ia berbicara mengenai nyawa dan tumbal. Hingga bilang ke Nur kalau ia akan selamat.

Tak ingin ikut campur, Nur memasukkan kembali barang itu ke tasnya Ayu. Ia bergegas tidur, sejujurnya ia sangat khawatir terhadap Ayu.

Esoknya, Bima bercerita dan mengaku pada Nur jika ia khilaf melakukan hal tak senonoh dengan Ayu. Bima juga mengaku ia memberi pelet untuk Widya dengan mahkota putih yang diberi dari sesosok yang bernama Dawuh.

Katanya jika mahkota putih itu diberikan kepada WIdya, maka Widya akan jatuh cinta sama Bima. Tapi mahkota putih itu disimpan oleh Ayu, karena Ayu menyimpan rasa pada Bima.

Malam harinya, Widya pulang ke penginapan dan tidak mendapati seorangpun berada. Bahkan, lampu luar juga tidak menyala. Widya mencoba memasuki penginapan, dan mendapati Nur yang terduduk dengan tatapan kosong ke arahnya.

Tak lama, Nur berbicara pada Widya dengan suara wanita tua. "Cah ayu, betah yah tinggal disini? gimana? sudah kenal dengan penghuni disini?"

Baca Juga: MENCEKAM, Kesurupan Masal se-Bioskop saat Nonton Film KKN di Desa Penari Berawal dari Wanita Berbaju Hitam Ini

Widya hanya menangis ketakutan, Nur berbicara lagi "Lho-lho, Cah ayu gaboleh menangis. Anak ganteng itu saja sudah kenal dengan Bandawaruhi"

Widya mencoba menyadarkan Nur, tapi Nur malah tertawa sangat keras dan melengking. "Kamu pikir kamu tahu siapa aku? Cah ayu, salah satu dari temanmu tidak akan bisa kembali. Ingatkan anak itu yang sedang membawa petaka jika dibiarkan semuanya akan kena batunya di desanya," Setelahnya Nur berteriak keras sekali dan jatuh pingsan.

Setelah bangun Nur pun menceritakan bahwa ia peka terhadap hal mistis pada WIdya. Merasa ada yang janggal, Nur pun mengecek semua barang yang dimiliki Widya. Ternyata, di dalam tasnya terdapat mahkota putih.

Nur memasukkan mahkota putih itu kedalam kotak bersamaan selendang berwarna hijau yang ada di tasnya Ayu. Membungkus kotak itu dengan kain warna putih yang disimpan kitab suci diatasnya. Nur menyembunyikan kotak itu dibawah meja.

Usut punya usut, ternyata selendang yang dimiliki Ayu digunakan untuk memikat Bima. Tapi Ayu tak cerita ia mendapatkannya darimana.

Hingga akhirnya, puncak dari kekacauan terjadi. Dalam sudut pandang Nur, ia terbangun di malam hari karena Widya menangis keras sekali mendapati Ayu yang sudah terbujur kaku dengan mata melotot dan mulut menganga sulit mengatakan sesuatu.

Ketika melihat kearah Widya, Nur tidak mendapati Widya ada disana. Begitu juga dengan Bima yang sama-sama menghilang. Hingga Nur pun memutuskan untuk membawa selendang dan mahkota yang ia simpan ke Pak Prabu dan Mbah Buyut.

Baca Juga: Film KKN di Desa Penari vs KKN di Dunia Nyata, Mana Yang Menarik Menurut Kalian?

Nur menceritakan semuanya pada Pak Prabu dan Mbah Buyut. Mbah Buyut menjelaskan jika mereka sudah melakukan kesalahan, Dua orang dari kalian sudah ada yang diambil rohnya oleh Bandarawuhi dan satu lagi masih ada. Itulah Ayu dan Bima.

Namun, terdapat satu orang lagi yang dihilangkan roh serta jasadnya karena Bandarawuhi menginginkannya. Dialah Widya.

Dalam sudut pandang Widya, Saat malam hari ia melihat Bima jalan sendirian keluar penginapan. Ia memutuskan untuk mengikuti kemana Bima pergi, hingga tibalah di tapak tilas suara gamelan makin terdengar.

Bima terus masuk kedalam tapak tilas yang dipenuhi oleh semak-semak belukar yang sangat tinggi. Hingga Widya menemukan Bima sedang berendam di dalam kolam sinden yang dikelilingi oleh banyak sekali ular.

Karena ketakutan, Widya pergi berlari meninggalkan Bima. Dalam perjalanannya, ia mendengar banyak sekali suara orang-orang yang ramai, suara tabuhan gong, gendang dan suara gamelan yang makin kencang.

Hingga ia melihat banyak sekali orang-orang yang berada di sanggar yang tadinya kosong. Ia mulai mendengar suara orang tertawa saling bersahutan, orang-orang itu berwujud aneh. Ada yang matanya melotot, tidak ada wajahnya hingga wajahnya separuh. Banyak sekali. Widya hanya bisa menangis.

Tiba-tiba di depannya ada sesosok perempuan yang sedang menari dengan gemulai. Setelah diperhatikan, sosok itu adalah Ayu yang menari dengan mata sembab dengan air muka yang menyuruh Widya pergi.

Baca Juga: Akhirnya LOKASI KKN di Desa Penari Terungkap? Kisah Nyata Tragis Terjebak Tipuan Badarawuhi

Tak ingin berlama-lama. Widya lari sekuat tenaga melewati kerumunan makhluk yang sedang menonton Ayu menari sambil menangis hingga ia berada di ujung tapak tilas dan melihat seekor anjing dan mengikutinya berlari.

Sampai akhirnya, Ayu dan Bima dinyatakan tidak bisa selamat. Karena mereka melakukan hal yang tidak boleh dilakukan di tempat suci. Mereka terkena getah dari perbuatan mereka sendiri.

Terkuak rahasia besar dari desa tersebut. Bahwa tapak tilas adalah tempat yang dilakukan untuk mengadakan pertunjukkan tari, namun bukan untuk manusia. Melainkan untuk bangsa jin yang tinggal di hutan desa tersebut.

Dulu, tarian itu dilakukan agar jin tidak mengganggu manusia. Namun ternyata, para penari tersebut ditumbalkan dan kriterianya adalah wanita cantik yang masih perawan.

Atas kejadian hilangnya Widya dan Ayu dan Bima yang terbujur kaku tak sadarkan diri. Pihak kampus beserta keluarga menjemput mereka.

Lepas setelah tiga bulan kejadian tersebut, Ayu yang lumpuh total menghembuskan nafas terakhirnya sesaat sebelum ia menangis. Begitupun dengan Bima, sebelum ia menginggal. Bima berteriak ketakutan keras sekali "Ular, ular, ular"

Saat ini pihak keluarga sudah mengikhlaskan kepergian Bima dan Ayu tidak ada lagi penyesalan atau hal yang tertinggal.

Baca Juga: Wanita Berbaju Hitam Kesurupan saat Nonton Film KKN di Desa Penari, Heboh, Menular hingga Kesurupan Masal

Jika memang ini adalah kisah nyata, tak bisa membayangkan seperti apa rasa yang tertinggal dari Nur, Widya, Anton, dan Wahyu yang saat itu tahu dengan pasti kejadiannya.

Banyak netizen yang merasa iba pada mereka, karena menyisakan trauma yang mendalam. Pesan moral yang terkandung dalam cerita KKN di Desa Penari adalah lebih kepada adab ketika bertamu, apalagi sampai melanggar aturan yang berlaku di tempat tersebut.

Sekian cerita lengkap film KKN di Desa Penari, terimakasih telah membacanya.***

Editor: Yedi Supriadi

Sumber: YouTube Nessie Judge

Tags

Terkini

Terpopuler