DESKJABAR – Saat ini, entrepreneur merupakan salah satu cita-cita yang banyak digandrungi oleh generasi muda Indonesia, hal tersebut seiring berjalannya waktu dan perkembangan jaman.
Pasalnya, jalur karir konvensional sebagai karyawan yang dulu dipandang sebagai pilihan lebih aman, kini sering menimbulkan ketidakpastian.
Dengan adanya perubahan tren ini menyebabkan peningkatan jumlah entrepreneur di Indonesia, terutama yang kini membangun usaha sebagai founder startup.
Berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan UKM pada tahun 2022, mayoritas (73%) anak muda di Indonesia lebih berminat menjadi entrepreneur.
Namun demikian, proses membangun usaha tidak selalu berjalan mulus. Misalnya, dalam membangun startup, dibutuhkan kolaborasi dengan tim founder yang solid.
Akan tetapi, ada kesulitan tersendiri ketika mencari co-founder yang bisa melengkapi satu sama lain dan memiliki kesamaan visi di jangka panjang.
Belum lagi ada berbagai hambatan yang perlu dihadapi dalam pengembangan startup, seperti kesulitan mengakses modal dan sumber daya, ide bisnis yang belum berkembang, dan jaringan mentor yang masih terbatas.
Fenomena inilah yang mendorong Venture Capital (VC) global tahap awal, Antler, untuk mengadopsi pendekatan 'Day Zero' dalam berinvestasi.
Berbeda dengan VC tradisional dan akselerator yang berfokus mendukung startup yang sudah mapan, Antler ingin berinvestasi kepada para founder sejak awal perjalanan entrepreneurship mereka.