Saeful Rahman, Lewat Komik Eropa Bisa Belajar Bahasa dan Budaya Dunia

- 24 Oktober 2020, 20:06 WIB
Saeful Rahman Soenaria
Saeful Rahman Soenaria /DeskJabar/Kodar Solihat

DESKJABAR - Komik asal Eropa yang pernah sangat banyak penggemarnya dan merajai kegemaran di Indonesia pada tahun 1970-an sampai awal tahun 1990-an. Banyak karya kartunis tampilan komik asal Eropa yang masih menjadi ikonik sampai kini, salah satunya adalah kisah petualangan Tintin karya Herge asal Belgia.

Salah seorang penggemar komik Tintin, adalah Saiful Rahman Soenaria, yang sehari-harinya adalah Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran. Sejak usia Sekolah Dasar tahun 1978 sampai kini, ia dikenal sebagai penggemar sejumlah komik asal Eropa, yang saat ini ngetren di kalangan pelajar.

Di rumahnya di daerah Arcamanik, Cisaranten, Kota Bandung, tampak berderet koleksi aneka judul komik Tintin berikut berbagai edisi bahasa. Selain dikenal dalam Bahasa Indonesia dan Inggris, ada pula komik Tintin edisi Bahasa Jerman, Belanda, Prancis, Arab, Belanda, Mandarin, dll.

Mengapa mengoleksi aneka komik Tintin dengan berbagai Bahasa asing, menurut Saeful Rachman, menjadi daya tarik tersendiri. “Sebab, menjadi belajar ragam bahasa asing dengan lebih mudah dan lebih menyenangkan. Tidak terhambat oleh tuntutan tata bahasa yang kerap membuat jenuh dan sulit,” ujar Saeful Rahman yang akrab dipanggil Iman, Ketua Jurusan Akuntansi FEB Unpad periode 2007-2009 ini, kepada DeskJabar, Sabtu, 24 Oktober 2020.

Aneka budaya

Menurut dia, cita rasa masing masing bahasa juga akan tertangkap saat membaca Komik Tintin. Misalnya ekspresi kemarahan Kapten Haddock. Dalam bahasa Indonesia "sejuta topan badai".

Dalam bahasa Belanda "duizend bommen en granaten" (seribu bom dan granat). Dalam bahasa Inggris "Thousands of Thundering Typhoons" (ribuan topan badai). Dalam bahasa Jerman "Hunderttausend hoellenhunde" (seratus ribu anjing neraka). Dalam bahasa Perancis "mille million de mille sabords" (seribu juta dari seribu lubang angin kapal). Jadi kita bisa simpulkan bahasa Perancis dalam kasus ini yang ekspresinya paling hiperbol (lebay)

Juga dari Komik Tintin kita dapat mengetahui budaya berbagai bangsa2 di dunia. Walau kadang Herge tidak akurat menggambarkan. Contohnya budaya Arab di judul Tintin "Hiu Hiu Laut Merah".

Bahkan,  budaya Indonesia di judul Tintin "Penerbangan 714”, yang diceritakan berlokasi di Indonesia. Dalam judul itu,  Tintin dan Kapten Haddock, tiba di Bandara Kemayoran lalu kemudian ceritanya berpetualang di Pulau Bompa (tampaknya pulau fiktif).  ***

Halaman:

Editor: Kodar Solihat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x