Perjalanan selanjutnya, pesanan bawang merah semakin banyak. Sulistiyo menambah beberapa orang untuk membantunya membuat bawang goreng dan menjualnya.
Sulistiyo mengungkapkan, suatu hari ibunya terjerat utang kepada rentenir sebesar Rp27 juta. Dengan keikhlasannya dia membayarkan utang ibunya.
Enam bulan setelah dia membayar utang orang tuanya, usahanya bertambah lancar. Enam bulan kemudian dia bisa membeli rumah.
Meski sudah dibantu beberapa karyawan, Sulistyo tetap turun tangan untuk memilih bawang merah yang akan diolah.
Bawang Merah yang selalu dia pesan berasal dari Pemalang dan Tawangmangu, menurutnya bawang merah asal Tawangmangu yang paling baik dan dipilih untuk produksi bawang gorengnya.
Saat ini pesanan pun datang dari mana-mana. Untuk memberikan ciri khas pada produknya, Sulistyo membuat khusus kemasan toples mika dengan embossed agar tidak bisa dipalsukan.
Keberuntungan terus menghampirinya, dalam sehari produksi bawang gorengnya mencapai 600 kilo gram yang diolah di dua pabrik.
Dari kerja kerasnya itu Sulistyo sudah memiliki segalanya, dua pabrik pengolahan bawang goreng di Sukoharjo dan di Tawangmangu, dia juga sudah membangun rumah, membeli sawah dan kendaraan.
Baca Juga: Inilah Tanda-tanda (Ciri) Bayi Sedang Diganggu Jin atau Makhluk Halus, Bunda Harus Tahu Ya