Meskipun jauh jarak yang harus ditempuh, dia tidak berani mengutang bawang merah kepada Bu Heru. Karena masih relatif baru dikenalnya.
Bu Heru ini, seperti dikisahkan Sulistiyo lama-kelamaan mempercayai dia untuk “ngutangi” bawang merah dalam jumlah yang banyak. Tidak tanggung-tanggung jumlahnya sebanyak tiga kuintal. Uangnya dibayar apabila bawangnya sudah habis.
Sejak saat itu dia tidak usah datang ke Blumbang Tawangmangu setiap hari, atas kebaikan Bu Heru. Dan, sampai saat ini, bahan baku bawang gorengnya masih dibeli dari Bu Heru.
Bawang merah yang dibuat untuk bawang goreng adalah bawang merah dengan kualitas super.Tak heran, jika banyak orang tua murid membeli produk bawang goreng darinya.
Baca Juga: Tabung Gas Mendesis dan Mengeluarkan Bau, Inilah Cara Mengatasinya yang Mudah dan Aman
Sulistiyo menceritakan pengalamannya saat dia harus mengupas bawang merah dengan cutter, kuku tangannya habis terkena cutter.
Terkadang dia membawa bawang mentah yang akan dikupas ke tempat tidur, pagi hari dia kemudian melanjutkan pekerjannya.
Saat itu anaknya masih duduk di bangku taman kanak-kanak, selepas anaknya masuk belajar dia kemudian bergegas pulang ke rumah untuk mengerjakan rutinitasnya mengolah bawang goreng.
Namun sering ditelpon guru di sekolah yang mengabarkan anaknya nangis.Terpaksa dia meninggalkan pekerjaannya untuk menjemput anaknya ke sekolah.
Baca Juga: Inilah Cara Melihat Khodam Pendamping Diri Sendiri, Gampang Sekali dan Tanpa Ritual