Dalam beberapa peristiwa Oky mencontohkan pada saat mengalami kesedihan atau kekecewaan, seorang anak laki-laki tidak boleh menangis, padahal menurutnya boleh saja anak laki-laki menangis.
“Anak laki-laki tidak boleh menangis, menurut saya anak laki-laki boleh saja menangis karena kita diciptakan dengan mekanisme air mata. Karena secara psikologis setelah menangis, kita akan merasa menjadi lebih lega,” tutur Oky.
Oky juga menyoroti hal lain yang bersentuhan dengan kehidupan seperti pentingnya respek kepada orang lain, berbicara di depan umum, hukum dan aspek-aspek kehidupan lainnya.
Yang menjadi menarik pada buku yang ditulis Oky ini adalah pemilihan diksi yang sangat sederhana, dalam bahasa yang dipergunakan sehari-hari namun tetap memiliki substansi yang tinggi, sehingga pesan yang ingin disampaikan penulis mudah dipahami pembaca tanpa menggurui.
Lahir di Medan Sumatera Utara pada 15 Maret 1977, Oky menamatkan sekolah di SMAN 2 Bandung, melanjutkan kuliah di FISIP dan Magister Hukum Bisnis Unpad.
Baca Juga: Inilah Cara Melihat Khodam Pendamping Diri Sendiri, Gampang Sekali dan Tanpa Ritual
Oky juga pernah menulis beragam topik artikel mulai dari politik, sosial, pendidikan, hukum kepemimpinan dan lain lain.
Tahun 1998, Oky dan kawan-kawan mendirikan Komite Aksi Mahasiswa Unpad. Mendirikan dan memimpin Lembaga Pengkajian & Pengabdian Masyarakat Demokratis (LPPMD) yang merupakan sebuah organisasi kajian mahasiswa yang sampai saat ini masih eksis.
Beberapa tahun silam Oky membuat jurnal ‘Dialektika’, pernah menjadi penyunting buku ‘Mencari Indonesia : Meninjau Masa Lalu Menatap Masa Depan’ dan menulis buku panduan ‘Tahta Pilkada Untuk Siapa’.