DESKJABAR- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa Turki berkekuatan Magnitudo 7,0 yang mengguncang Provinsi Izmir, Turki, Jumat 30 Oktober 2020 dipicu sesar aktif yakni Sesar Sisam (Sisam Fault) di Laut Aegea dengan catatan sejarah telah terjadi beberapa kali gempa kuat di masa lalu.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono menyebutkan gempa akibat sesar aktif tersebut mengingatkan kepada kita karena di Indonesia sendiri banyak sesar aktif yang harus diwaspadai.
Baca Juga: Gempa Turki, KBRI : Tak Ada Korban dari Warga Negara Indonesia
"Gempa ini menjadi pelajaran penting bagi kita semua yang tinggal di wilayah Indonesia dengan kondisi seismik aktif dan memiliki banyak jalur sesar aktif di dasar laut, sehingga kewaspadaan terhadap gempa dan tsunami perlu terus ditingkatkan dengan memperkuat upaya mitigasi baik mitigasi struktural dan nonstruktural," kata Daryono sebagiamana dikutif dari ANTARA.
Dijelaskan Daryono, sejarah gempa mencatat bahwa di sekitar Sesar Sisam sudah beberapa kali terjadi gempa kuat pada masa lalu seperti gempa tahun 1.904 berkekuatan 6,2 magnitudo dan gempa pada 1.992 berkekuatan 6,0.
Ia menjelaskan bahwa Sesar Sisam adalah sebuah sesar aktif dengan mekanisme pergerakan turun (normal fault) dengan panjang jalur sesar sekitar 30 km.
Baca Juga: Gempa Turki, Tsunami Kecil Melanda Seferihisal
Sesar Sisam dekat Pulau Samos tersebut, kata dia, "pecah" dekat Menderes Graben, wilayah dengan sejarah panjang gempa dengan sesar turun (normal fault).