DESKJABAR - Dampak gempa Pangandaran, Jawa Barat berkekuatan 5,9 magnitudo yang terjadi tadi pagi Minggu 25 Oktober 2020, mulai ada laporan rusaknya rumah milik salah seorang warga di Kabupaten Tasikmalaya dan Pangandaran.
Berdasarkan keterangan dari relawan Kampung Siaga Bencana (KSB) kepada Taruna Tanggap Bencana (Tagana) Kabupaten Tasikmalaya disebutkan, sudah ada satu laporan kerusakan rumah warga milik Wardi (50) warga Bojongsari , Desa Bojongsari, Kecamatan Culamega.
Kerusakan rumah milik Wardi berupa retakan di beberapa titik dan dindingnya terkelupas. Dari Pangandaran BPBD setempat juga melaporkan, satu rumah warga di Padaherang mengalami kerusakan yang sama seperti yang dialami Wardi.
Baca Juga: Gempa Pangandaran, Wisatawan Relatif Tenang, Warga Lokal Masih Trauma Tsunami
Baca Juga: Antisipasi Dampak Gempa, PMI Kota Sukabumi Siagakan Sukarelawan Siaga Bencana Berbasis Masyarakat
Gempa berkekuatan magnitudo (M) 5,9 yang kemudian diperbarui menjadi M 5,6 mengguncang Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. BMKG menjelaskan gempa tersebut merupakan jenis menengah.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, menurut Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono dalam keterangan tertulisnya Minggu , 25 Oktober 2020, gempa bumi yang terjadi --Pangandaran-- merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi.
Rahmat mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
"Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," katanya. ****