Bersamaan dengan meredupnya kerajaan Majapahit, Raden Fatah pun mendirikan kerajaan Demak yang berpusat di Glagah Wangi, sekarang lebih dikenal Alun-Alun Demak.
Pada suatu malam, Prabu Brawijaya V bersemedi, dalam semedinya, beliau mendapatkan petunjuk yang mengatakan bahwa kerajaan Majapahit akan meredup dan cahaya beralih ke kerajaan anaknya, yakni Kerajaan Demak.
Sesaat itu pula Prabu Brawijaya V meninggalkan kerajaan Majapahit, menuju dan Gunung Lawu untuk menyendiri.
Baca Juga: Pohon Waru di Majalengka dan Sumedang Ada Manfaat Lingkungan, Kesehatan, dan Ekonomi
Setelah meninggalkan kerajaannya, sebelum naik ke Gunung Lawu, Prabu Brawijaya V bertemu dengan dua orang pengikutnya, yakni kepala dusun dari wilayah kerajaan Majapahit, masing-masing dari mereka adalah Dipa Menggala dan Wangsa Menggala.
Setelah sampai di puncak Hargo Dalem, Prabu Bhrawijaya V berkata kepada 2 pengikut setianya. Selesai mengucapkan kalimat itu, Prabu Bhrawijaya V pun menghilang. Hingga kini, jasad beliau tidak pernah ditemukan oleh siapa pun.
Burung Jalak Jelmaan Kyai Jalak
Setelah Prabu Brawijaya V melakukan moksa dan menghilang, tersisalah 2 pengikut setianya, Sunan Gunung Lawu dan Kyai Jalak. Sejarah bercerita, mereka berdua menjalankan amanat Prabu Brawijaya V, yakni menjaga gunung Lawu.
Dengan kesempurnaan ilmu yang mereka punya, Sunan Gunung Lawu menjelma menjadi makhluk ghaib dan Kyai Lawu menjelma menjadi seekor Burung Jalak.
Kisah tentang burung Jalak ini masih berlanjut hingga sekarang, banyak orang percaya bahwa Burung Jalak sering muncul dan meberi petunjuk jalan menuju puncak Gunung Lawu kepada para pendaki yang memiliki tujuan yang baik.***