DESKJABAR - Salah satu syarat umum bagi seorang guru untuk meningkatkan jabatan dalam profesinya dapat dilihat dari Karya Ilmiah yang telah dibuat.
Beragam jenis Karya Ilmiah yang bisa dijadikan guru sebagai awal dalam meningkatkan kompetensi dalam berkarir di dunia pendidikan. Salah satunya dengan menulis Best Practice.
Umumnya Karya Ilmiah yang ditulis guru merupakan jenis karya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan melakukan penelitian beberapa siklus. Namun, Best Practice menjadi salah satu pilihan guru untuk menulis Karya Ilmiah.
Dilansir Deskjabar.com dalam seminar yang diadakan oleh LPP Salman ITB, Bahar Sungkowo memberikan tips jitu menulis Best Practice secara mudah dan pasti juara.
Sebelum mulai menulis, perlu dipahami terlebih dahulu arti dari Best Practice itu apa.
Menurut Bahar Sungkowo, Best Practice adalah Karya Ilmiah berdasarkan pengalaman guru, kepala sekolah dalam keberhasilannya menyelesaikan masalah dalam dunia pendidikan. Best Practice adalah Karya Ilmiah yang orisinil, inovatif, dan kreatif
Dalam Best Practice membahas semua temuan masalah yang telah dialami oleh guru beserta dengan solusi inovatif serta dapat diterapkan dalam waktu yang lama. Tentunya, memberikan inspirasi bagi orang lain.
Ketika menulis Best Practice tidak sama dengan menulis PTK karena Best Practice lebih sederhana dalam pelaksanaannya tanpa adanya siklus penelitian. Hanya menjelaskan praktik terbaik dalam mengajar dengan suatu permasalahan tertentu.
Seorang guru sangat dianjurkan untuk menulis Karya Ilmiah Best Practice ini, sebagai tanda kesuksesannya dalam mengajar dan membagikannya kepada orang lain. Tak ayal, bisa jadi apabila senang menulis Best Practice tidak menutup kemungkinan akan meningkatkan kualitas profesi.