DESKJABAR - PT Kereta Api Indonesia (Persero) saat ini telah berhasil melewati masa pemulihan pasca Pandemi Covid-19. Kondisi keuangan KAI yang kuat dan sehat mendukung KAI dalam menjalankan standar pelayanan dan keamanan, serta memegang amanah menjalankan penugasan 2 Proyek Strategis Nasional (PSN) dari pemerintah.
Empat tahun sejak Pandemi Covid-19 dimulai serta tambahan amanah proyek penugasan lain berupa memimpin penyelesaian proyek kereta cepat Jakarta - Bandung. Aset KAI tumbuh sangat signifikan hingga 53%, yakni menjadi 81,37 T pada akhir tahun 2023.
Secara rata-rata, total aset KAI tumbuh 15,23% per tahun sejak tahun 2020, dan kedepannya pertumbuhan ini akan terus terjaga seiring dengan kenaikan operasional KAI di masa mendatang.
Baca Juga: Peringati HUT Ke-79, KAI Gelar Promo Tiket Cuma Bayar 79 Persen di Puluhan Kereta Ini
"Pertumbuhan Aset KAI didorong oleh keinginan perusahaan untuk terus melakukan investasi khususnya peningkatan kualitas aset tetap berupa peremajaan armada sarana lokomotif, kereta, gerbong hingga fasilitas prasarana stasiun di seluruh wilayah operasi," ujar Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo.
"Disamping itu perusahaan juga senantiasa konsisten dalam berinvestasi dan menyelesaikan proyek penugasan strategis pemerintah khususnya LRT Jabodebek dan Kereta Cepat Jakarta - Bandung," tambah Didiek.
Kinerja Perusahaan Meningkat
Berdasarkan Laporan Tahunan KAI tahun 2023, aset KAI secara historis pada tahun 2020 tercatat Rp 53,2 Triliun, kemudian bertumbuh menjadi Rp 62,8 Triliun pada 2021. Jumlah aset tersebut naik kembali menjadi Rp 71,6 Triliun tahun 2022, dan pada akhir tahun 2023 aset KAI telah mencapai Rp81,3 Triliun.
Peningkatan Aset tersebut juga serta merta meningkatkan kinerja perusahaan, menutup tahun 2023, KAI berhasil mencatatkan perningkatan pencapaian kinerja dengan mencetak laba bersih sebesar Rp1,87 T atau lebih tinggi 11% dari periode sebelumnya (2022: Rp 1,68 T).