DESKJABAR – Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P, menekankan pentingnya menumbuhkan kesadaran berzakat untuk mewujudkan keadilan sosial di Indonesia. Hal ini disampaikan pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) 2024 yang dihadiri oleh Ketua BAZNAS RI, Prof. Dr. KH. Noor Achmad, beserta jajaran pimpinan BAZNAS di Balikpapan, Kalimantan Timur.
Baca Juga: Kemnaker Transformasi BLK Komunitas Jadi Inkubator Wirausaha untuk Perluas Kesempatan Kerja
Muhadjir mengingatkan bahwa zakat harus berasal dari keikhlasan dan keimanan, bukan dipaksakan. "Zakat itu alat untuk membersihkan harta kita dan harus dilakukan dengan kesadaran, bukan karena paksaan," ujarnya. Zakat, lanjutnya, berperan penting dalam mengurangi ketimpangan ekonomi dan mewujudkan keadilan sosial.
Rakornas BAZNAS 2024 yang dihadiri 1.200 peserta dari berbagai daerah ini, mengusung tema "Sinergi Pengelolaan Zakat Inklusif untuk Penanggulangan Kemiskinan dan Kesejahteraan dalam rangka Sukses Astacita". Acara ini dibuka oleh Presiden Joko Widodo di Ibu Kota Nusantara dan berlangsung selama tiga hari hingga 27 September 2024.
Kesadaran Berzakat untuk Mengurangi Ketimpangan Ekonomi
Dalam pidatonya, Muhadjir menegaskan bahwa kesadaran berzakat merupakan kunci dalam mendorong keadilan sosial. Menurutnya, zakat adalah mekanisme yang paling efektif untuk mengurangi ketimpangan ekonomi di setiap wilayah, yang pada akhirnya akan membawa kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
"Zakat yang dilakukan dengan keikhlasan akan membantu membersihkan harta dan mengurangi ketimpangan ekonomi. Ini adalah bagian penting dari mewujudkan keadilan sosial bagi semua," kata Muhadjir. Ia juga menekankan bahwa kesadaran zakat harus datang dari diri sendiri, bukan paksaan, sehingga kebermanfaatannya bisa dirasakan secara menyeluruh oleh masyarakat.
Peran Zakat dalam Mewujudkan Kesejahteraan
Rakornas BAZNAS 2024 menjadi ajang penting untuk merumuskan strategi pengelolaan zakat inklusif yang mampu menanggulangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan kehadiran pimpinan BAZNAS dari pusat hingga daerah, acara ini diharapkan bisa mendorong sinergi yang lebih kuat dalam pengelolaan zakat di Indonesia.
"Zakat adalah instrumen ekonomi yang luar biasa. Dengan pengelolaan yang baik, zakat dapat menjadi solusi efektif untuk menyeimbangkan distribusi kekayaan di Indonesia, sekaligus menciptakan kesetaraan sosial," tambah Muhadjir.
Presiden Buka Rakornas BAZNAS di Ibu Kota Nusantara
Rakornas BAZNAS 2024 dibuka secara langsung oleh Presiden Joko Widodo di Ibu Kota Nusantara. Presiden mengapresiasi peran BAZNAS dalam pengelolaan zakat dan berharap sinergi yang lebih kuat dapat terjalin untuk membantu pemerintah dalam penanggulangan kemiskinan.
Dengan melibatkan 1.200 peserta yang terdiri dari pimpinan BAZNAS pusat, provinsi, dan kabupaten/kota, Rakornas ini menjadi momen penting bagi BAZNAS untuk memperkuat peran zakat sebagai instrumen dalam pembangunan sosial dan ekonomi.
Acara yang berlangsung selama tiga hari ini diharapkan dapat menghasilkan langkah-langkah strategis untuk memperkuat pengelolaan zakat di seluruh Indonesia, dengan fokus pada pemberdayaan masyarakat miskin dan pencapaian kesejahteraan nasional.***