Cita-cita Mulia Novia Widyasari Rahayu Yang Mesti Pupus Di Tengah Jalan

- 7 Desember 2021, 18:07 WIB
Novia Widyasari Rahayu membagikan ceritanya tersebut melalui aplikasi Quora.
Novia Widyasari Rahayu membagikan ceritanya tersebut melalui aplikasi Quora. /
DESKJABAR – Novia Widyasari Rahayu, seorang alumni mahasiswi Universitas Brawijaya Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris yang meninggal akibat menenggak cairan racun dalam botol air mineral.
 
Novia yang meninggal di atas pusara ayahnya ternyata seorang wanita yang mempunyai cita-cita yang sangat mulia.

Novia Widyasari Rahayu saat masih kuliah sempat membagian keinginannya untuk membuat pendidikan di Indonesia lebih baik lagi.
 
 
 
Novia Widyasari Rahayu membagikan ceritanya tersebut melalui aplikasi Quora.

Novia Widyasari Rahayu termasuk pengguna baru di Quora. Novia Widyasari Rahayu bergabung di Quora pada November 2019 yang lalu.

Pada tanggal 13 November 2021, Novia Widyasari Rahayu pernah memberikan jawaban di Quora.
 
Mendiang Novia memberikan jawaban tentang jurusan kuliah Ilmu Pendidikan yang masih banyak diminati padahal gaji seorang guru itu termasuk gaji yang dianggap masih kecil.

“Mengapa orang-orang masih memilih jurusan kuliah pendidikan? Bukankah menjadi guru gajinya kecil?” Sebuah pertanyaan di Quora.

Dengan cukup panjang lebar Novia Widyasari Rahayu yang memang memilih Jurusan Pendidikan di Universitas Brawijaya memberikan jawaban, jawabannya itu sangat luar biasa dan memecut jiwa patriot orang-orang yang mendambakan berbaikan di dunia pendidikan Indonesia.

Dalam akun Quora milik pribadi Novia Widyasari Rahayu :

“Mengapa orang-orang masih memilih jurusan kuliah pendidikan? Bukankah menjadi guru gajinya kecil?”


Saya kuliah jurusan Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Brawijaya Malang.
Alasannya cukup melankolis, saat itu saya adalah gadis umur 17 tahun lulusan SMK jurusan Akuntansi.
 
Saya mendaftar di jurusan Ekonomi bisnis universitas yg akreditasinya dibawah UB hanya agar saya bisa mengembangkan skill akuntansi saya padahal saya pengen ambil Pendidikan karena saya inget betul betapa menyedihkannya saya melihat teman saya yg tidak mampu membayar SPP dikeluarkan dari kelas saat Ujian lalu ia akan dimarahi di depan siswa yg lain.
 
Saya melihat teman saya yg nakal dan di permalukan, saya melihat teman saya yg tidak ahli di salah satu bidangnya mata pelajaran lalu di hukum di depan kelas.

Ya, saya ingin mengubahnya. Saya tidak ingin mengubah dunia, tapi setidaknya saya ingin mengubah dunia mereka.

Seseorang anak yg tidak bertanggung jawab dengan uang spp, uang buku lalu dia dikeluarkan dari kelas. Apakah itu adil? Bukankah itu akan menyakiti perasaan mereka? Lalu beberapa yg lain dari mereka menjauhi yg tidak mampu membeli buku karena keterbatasan ekonomi. 
 
Saya selalu sedih ketika melihat ada teman saya yg seperti itu.

Dan ada seseorang anak yg tengil kemudian guru mengeluarkan mereka dari kelas saat pelajaran, padahal bukankah usia remaja adalah usia minim empati.
 
Apakah mengeluarkan siswa dari kelas membuat dia berubah dan pandai? Berikan nasehat dan sanksi tapi jangan memotong haknya yaitu mendapat materi yang sama.

Selanjutnya, saya tidak akan memberikan nilai yg buruk kepada mereka. Saya berjanji saya akan mengajarinya secara privat, membelikannya es krim, mempercayainya dengan saya meminta tolong kepadanya.
 
Saya ingin dekat dengan siswa saya nanti apabila Allah mengizinkan saya untuk menunaikan apa yang saya cita-citakan. Saya tidak akan pernah memarahi mereka dan menunjukkan muka tidak enak.

Allah mengabulkan doa saya dengan menjembatani saya dengan ketrimanya saya di Pendidikan Bahasa Inggris UB.

Sampai detik ini saya sudah sering sekali mengajar les privat disela sela kuliah saya dengan gaji 35–50rb per pertemuan.
 
Saya selalu membawa es krim dan jajan kemudian di sela sela belajar saya akan mengajaknya nyemil dan beberapa menit untuk melihat hiburan entah tiktok atau youtube.
 
Kadang saya memperlihatkan sesuatu dan saya ingin tau bagaimana mereka menyikapi hal tersebut.
 
Ketika siswa saya mendapat nilai jelek, saya bersedia menambah jam les tanpa dibayar dan memberikan dia rewards asal dia tidak menyerah karena nilai yg anjlok.

Semuanya terdengar klise sekali. Tapi beginilah alasan saya.
 
Saya hidup dari orang tua yaitu Ayah saya yg seorang pimpinan dalam kantor dan ibu saya seorang staf ahli hukum di kantor walikota yg gajinya cukup untuk membiayai saya kuliah dan keperluan saya sehari hari.
 
Mungkin karena itu saya jarang memikirkan berapa yg saya dapat.
 
Bukan tidak butuh uang, namun hidup saya sudah cukup. Dan semoga Allah akan terus mencukupi hidup saya bersama apa yg saya cita citakan”.

Demikian catatan yang ditinggalkan oleh Novia Widyasari Rahayu.
 
Cita-citanya tersebut sudah dimulai dengan karirnya memberi privat, dan informasi yang saya terima dari akun facebook pribadinya bahwa dia telah diterima menjadi tenaga pengajar di tempat sekolahnya dahulu.
 
Saat ini Novia Widyasari Rahayu telah tidak ada dan terkubur bersama cita-citanya. ***

Editor: Sanny Abraham

Sumber: Quora


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x