DESKJABAR – Anggota DPR RI yang juga mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengaku sedih karena banyak tanah adat yang tergusur karena kalah di pengadilan menghadapi kekuatan kekuatan besar.
“Kepedihan itu saya, banyak tanah adat tergusur karena tak kuat menghadapi sengketa di pengadilan menghadapi kekuaran-kekuatan besar yang menguasai wilayah tanah dan memiliki dasar hukum,” papar Dedi Mulyadi.
Hal itu dikemukakan Dedi Mulyadi dalam youtube Kang Dedi Mulyadi Channel yang ditayangkan Selasa 14 September 2021.
Baca Juga: Dedi Mulyadi Buka Suara Soal Somasi Sentul City kepada Rocky Gerung, Sengketa Tanah Masalah Klasik
Menurut Dedi Mulyadi konflik pertanahan dimana masyarak awam berhadapan dengan korporasi, bisa dihadapi oleh siapa saja baik oleh orang oposisi atau pendukung pemerintah, manakala aspek adminitarsi tak diurus dengan baik.
“Dan kadang masyarakat awam tidak punya kemampuan keuangan untuk mengurus administrasi pertanahan akhirnya jadi terabaikan,” tegasnya.
Untuk itu, menurutnya, dampak penguasaan tanah oleh korporasi adalah tata kelola yang jadi tidak seimbang, karena kepentingan ekonomi jauh lebih mendominasi daripada kepentingan lingkungan.
“Efeknya luas bagi kehidupan masyaakat, yang terpinggirkan bukan hanya manusia tapi juga satwa. Banyak harimau yang terpinggikan dari kampungnya, demikian pula orang utan, gajah, akhirnya mereka menyerang kampung manusia, lagi-lagi yang jadi korban adalah rakyat kecil,”ujarnya.
Baca Juga: Mirip Taeyong NCT, Pedangan Nanas ini ternyata Tinggal di Bojonggede, Begini Potretnya