15 puisi indah peringati hari ayah nasional 2022, penuh makna dan menyentuh hati, cocok untuk caption medsos

11 November 2022, 22:20 WIB
Illustrasi hari ayah nasional 2022, simak 15 puisi menyentuh hati untuk pahlawan tanpa tanda jasa ini /freepic.diller/freepik.com

DESKJABAR - Hari ayah nasional jatuh setiap tanggal 12 November. 

Memperingati hari ayah akan lengkap rasanya jika turut mengucapkan kata-kata hari ayah yang penuh makna.

Ibu dan ayah merupakan sosok penting dalam keluarga.

Oleh sebab itu, mari kita rayakan kasih sayang mereka dengan memperingati hari ayah nasional 2022. 

Baca Juga: 20 Link Twibbon Hari Ayah 12 November 2022, Terbaru, Keren, Lucu, Yuk Share ke Medsos dan Klik Di Sini!

Berikut ini 15 puisi indah untuk memperingati hari ayah nasional 2022, penuh makna dan menyentuh hati: 

1. Puisi oleh: Kurnia Habibah

Bagiku
Engkau penawar sesal di arena luas
Memberi dengan cinta
Hidup untuk kami
Berjuang untuk keluarga

Selalu terpatri dalam hati
Perjuanganmu yang penuh arti
Bangga diri ini dititipkan padamu ayah
Senyummu di hadapan kami

Merubah segala payah
Terimakasih ayah
Akan ku jaga kebanggaanmu padaku
Hingga tiba saat anakmu tumbuh dewasa

Engkau berbesar hati melepasnya
Menjadi bagian dari diri yang lain

2. Puisi oleh: @haziqkhair

Suaramu yang pertama
Nama Tuhan diperkenalkan
Mendewasa

Peluhmu dalam perutku
Dengan sedikit jelingan, batas dunia ditinggikan

Bila Tuhan memanggilmu
Suaraku dilayangkan
Seutus doa mengikutmu bertemu Tuhan

3. Puisi oleh: @Liaekanjani_

Ayah...
Entah sekuat apa aku menangis kala itu
Sekencang apa aku berteriak memintamu kembali
Begitu sesaknya dada menerima kenyataan

Hancurnya hati kehilangan lelaki terhebat
Cinta pertamaku dalam hidup
Dan bahkan tak sadarkan diri berkali-kali
Karena tak sanggup atas kepergianmu untuk selamanya

4. Puisi oleh: anonim

Saat ayah tidur
Kutemukan seberkah kedamaian di sana
Tepatnya di wajahmu yang senja itu
Kulihat di sana begitu banyak sajak balada.
Saat ayah tidur
Kutemukan wajah kebebasan
Laksana rindu terbebas dari kesepian menghujam
Di sanalah kutemukan ia.

Saat ayah tidur
Saat itulah kau menjadi asli tanpa topeng tanpa drama
Kau menjadi dirimu yang rapuh dan sakit
Kau menjadi manusia wajar bukan robot.

Saat ayah tidur
Ingin rasanya kumenangis
Mengingat sebait takdir kita yang sekarat
Mati tidak mau menyerah tidak bisa

Saat ayah tidur
Ayah kudongakkan wajahku ke atas biru
Kumohon padaNya dengan khidmat
Semoga aku selalu bersamamu
Melihat tidurmu ayah.

5. Puisi oleh: anonim

Ayah, aku memang semakin dewasa
Namun kadang kali
Aku kesusahan menahan tangis
Ketika mengingat dirimu

Kadang kali dadaku terasa sesak
Setiap merindukanmu
Aku juga merasa berkeping
Ketika melihat anak perempuan lain
Masih bisa memeluk hangat Ayahnya

Baca Juga: 15 Link Twibbon Hari Ayah Nasional 12 November 2022, Desain Keren Cocok Dibagikan ke Medsos, Ini Cara Buatnya

Aku masih cengeng kalau Ayah ingin tahu
Aku masih anak perempuan Ayah
Yang akan menangis kencang
Ketika merasa kesakitan

6. Puisi oleh: @ciezie_aden x @kata_asta

Masa terus berputar dan mengakar
Rasa ini mulai halai-balai
Pergi untuk mencari
Datang untuk menghilang

Kapan akan bersama?
Pertemuan hanya berdetik
Sedang rindu terus berintik-rintik

Engkau adalah cinta pertama
Meski hanya sesekali kujumpa
Kebaikanmu terasa
Meski kau tak lagi ada...

Dalam bayang memudar
Kumasih mengingatmu samar
Senyum tulusmu terpancar
Menguraikan segala sukar

Mereka bilang engkau sebaik malaikat
Mendahulukan bahagia sesiapa sebelum bahagiamu Merelakan kepingan keringatnya
Mengorbankan susahnya sendiri

Duhai Ayah...
Terkadang kurasa tak apa tak memilikimu utuh...
Meski dilain masa tangisku pecah merinduimu tanpa balas...

Saat dada sesak dengan kejam dunia
Dan tak ada yang bisa kuajak bertukar kata..
Kurasa hanya kau yang dapat memahami
Karena sepertinya kita sehati

7. Puisi oleh: anonim

Ijinkan aku tersandar di bahumu meski aku sudah tak kecil lagi
Berayun di lengan tanganmu yang kokoh
Merasakan damai hidup yang tak terganggu
Memiliki semua hal hanya dengan berada di pelukanmu
Merasakan terang dunia meski malam telah tiba

Teduh kedamaian kau sajikan
Menguatkan tangan tak bertulang untuk bangkit
Ku mohon aku selalu kecil agar kau tak menua
Desah nafasmu kembali tak terdengar berat
Detak jantung penuh semangat bagai langkah amukan kuda

Aku mohon kau tetap ada
Bersama denganku seperti hari lalu
Memeluk erat menghujani dengan kecupan penawar sakit

8. Puisi oleh: anonim

Halo, Ayah
Apa kabar?

Sudah terhitung tahun Ayah pergi
Aku semakin dewasa dan menua
Maksudku bukan benar-benar tua, Ayah
Namun umurku saat ini tak bisa lagi dibilang pantas
Untuk merengek perihal kepergianmu

Aku sudah harus ikhlas dan percaya
Bahwa Ayah sudah bahagia di sana.
Oh ya, aku selalu titipkan rinduku lewat do'a

Semoga Ayah senang, ya!

Dan Ayah tidak usah khawatir tentang Ibu
Anak anakmu menjaga Ibu dengan baik
Beliau sudah bisa tertawa dengan lelucon sederhana Senyumnya pun selalu merekah setiap kami berkumpul
Sekedar mengajaknya bercengkrama

9. Puisi oleh Ardiyani Muninggar

Fajar telah menyapa pagi ku.
Kau jadikan harimu, hari untuk pengorbanan.
Pengorbanan mencari rezeki, pengorbanan untuk mencari awal yang baru.

Baca Juga: Hari Ayah Nasional 12 November, Simak Link dan Lirik Lagu 'Ayah' Karya Rinto Harahap, Menyentuh Hati

Kau ajarkan aku arti perjuangan, kau ajarkan aku arti kesuksesan.
Ayah mungkin tanpamu aku tidak bisa seperti ini.
Mungkin tanpamu aku tidak bisa berdiri di tengah-tengah impianku.
Impian untuk meraih keberhasilan.
Impian untuk mencapai kemenangan.

10. Puisi oleh: Qiky Almuktari

Untukmu ayahku.
Kau tanam cinta di hatiku
Bersemi hingga menyatu dalam jiwaku
Tak pernah luput dalam ingatanku

Bintang yang menemani malamku,
Gelap yang menyapa malamku,
Dan mentari yang akan temani hariku,
Karna tulus dan indah cintamu

Aku akan menjadikanmu raja dalam hatiku
Yang akan terus mendekap hati dan jiwaku.
Ayahku.

Selamat jalan ayah ku.
Akan terus kukirim fatihah untuk mu,
Bukti cinta pada mu.

Cintaku, cinta kami selalu,
Dan selamanya tetap bersamamu.

11. “Untuk sosok yang selalu berusaha memberikan yang terbaik untukku, maaf karena belum bisa menjadi anak yang bisa kalian banggakan.”

12. “Setiap tetes airmatamu biar jadi sesalku serta pengingat bagiku untuk berusaha memperbaiki diri sebagai sosok yang pantas kau sebut buah hati.”

13. “Anak ayah ibu ini tak mungkin bisa menarik segala kata yang sudah terucap. Atas kata-kata buruk yang keluar dari mulut ini dan melukai hati kalian, mohon beribu maaf untuknya.”

14. “Saat aku tak henti-hentinya membuat kesalahan, justru ayah dan ibu tak ada henti-hentinya memberi kasih sayang juga perhatian. Maaf atas ketidakmampuanku membalas semuanya.”

15. “Sebagai anak, aku tidak tahu ungkapan maaf apa yang harus kulontarkan. Aku juga tak tahu dari mana harus memulai pembicaraan. Semoga maaf ayah dan ibu masih tersisa untuk anakmu yang terlalu banyak kekurangan ini.”***

Editor: Ririn Fitri Astuti

Sumber: Pikiran Rakyat Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler