Terungkap Bobot Selisih 31,21 Persen di Proyek Pataraksa: Negara Rugi Rp1,2 M, Saksi Ahli Ungkap Kejanggalan

Tayang: 1 Oktober 2024, 08:26 WIB
Penulis: Budi Saefudin
Editor: Yedi Supriadi
Dua orang saksi ahli diambil sumpah sebelum memberikan keterangan pada sidang kasus korupsi proyek pembangunan Alun-Alun Pataraksa Cirebon di PN Tipikor Bandung./Budi S Ombik/Deskjabar
Dua orang saksi ahli diambil sumpah sebelum memberikan keterangan pada sidang kasus korupsi proyek pembangunan Alun-Alun Pataraksa Cirebon di PN Tipikor Bandung./Budi S Ombik/Deskjabar /

DESKJABAR - Terungkap ada selisih bobot dari keseluruhan pengerjaan proyek pembangunan Alun-Alun Pataraksa Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, sebesar 31,21 persen. Hal itu diakui saksi ahli yang dihadirkan pada sidang kasus korupsi proyek tersebut di Pengadilan Tipikor Bandung, Senin 30 September 2024.

Baca Juga: WAKTUNYA BELANJA BUN, Mumpung Ada Promo Produk Segar di Toserba Yogya, Semua yang Fresh Diskon 15 Persen

Dua saksi ahli dihadirkan pada sidang kasus korupsi proyek pembangunan Alun-Alun Pataraksa Kabupaten Cirebon dan mengungkap adanya temuan selisih bobot berbeda dihitung berdasarkan kontrak, baik di tahap satu dan tahap dua hingga negara mengalami kerugian duit Rp1,2 miliar lebih.

Kedua saksi ahli yang memberikan pengakuan yang menyebutkan bahwa ada perbedaan selisih bobot di sidang kasus korupsi proyek pembangunan Alun-Alun Pataraksa Kabupaten Cirebon yaitu saksi ahli auditor Lisa Kristiansah dan saksi ahli kontruksi, Iskandar.

Pada sidang kasus korupsi proyek pembangunan Alun-Alun Pataraksa di Pengadilan Tipikor Bandung itu kedua saksi ahli tersebut mengakui ada temuan terjadinya bobot selisih secara keseluruhan sebesar 31, 21 persen dengan nilai Rp1,2 miliar lebih.

Banyak Ditemukan Kejanggalan

Sebelumnya diberitakan bahwa ditemukan kejanggalan dalam pengelolaan proyek, mulai dari pengurangan kualitas bangunan hingga tekanan dalam penandatanganan dokumen. Dan itu semua menunjukkan adanya praktik korupsi yang sistematis dan telah terjadi, hingga negara mengalami kerugian lebih dari Rp1,2 miliar.

Saksi ahli kontruksi, Iskandar saat ditanya jaksa penuntut umum (JPU) menyebutkan ada pengerjaan kontruksi di tahap 1 selanjutnya diadopsi di tahap 2. "Ini artinya pada pengerjaan kontruksi tahap 1 sudah selesai tapi kemudian ditarik lagi ke tahap 2 agar pengerjaannya bisa dibayar."

"Padahal di sini pengerjaan itu tidak sesuai dengan spesifikasi di tahap 2," tandas Iskandar.

Sementara itu saksi ahli auditor, Lisa Kristiansah menandaskan ada temuan beberapa item yang tidak dikerjakan, terpasang dalam pengerjaan kontruksi pembangunan Alun Alun Pataraksa Cirebon sehingga menimbulkan secara keseluruhan selisih bobot, dengan jumlah 31,21 persen.

Hitung Hitungan Selisih Bobot

Saat ditanya hitungan selisih bobot hingga bisa jatuh diangka 31,21 persen dengan nominal duit Rp 1,2 miliar lebih didasarkan dari beberapa asfek, diantaranya ada surat permohonon, koordinasi dengan pihak pihak terkait, kemudian diekspos serta meminta dokumen juga menelaah dari dokumen yang dimaksud, dilanjutkan dengan melakukan survai ke lapangan.

Mendengar jawaban saksi auditor tersebut majelis hakim kemudian mempertanyakan kok bisa menghitung selisih bobot dengan cara cara seperti itu. Saksi pun tetap bersikukuh bahwa tugas dirinya sebagai auditor untuk menghitung keseluruhan prosedurnya seperti yang dimaksud.

"Pada persidangan kali ini, saya baru menemukan saksi ahli dalam menghitung selisih bobot didasarkan pada prosedur itu. Ini aneh. Ini menyangkut mereka-mereka yang disidangkan. Bagaimana inj," tandas majelis hakim yang diketuai Novian Saputra S.H., M.Hum.

Sementara di persidangan tersebut dihadirkan 3 orang saksi, masing masing Budi sebagai saksi biasa, kemudian saksi ahli auditor yaitu Lisa Kristiansah dan saksi ahli kontruksi, Iskandar.

Saksi Budi diperiksa terlebih dahulu secara terpisah dengan materi pertanyaan seputar kesaksiannya, halnya pada keterangan saksi lain di persidangan sebelumnya pada kasus yang sama.***


Tags

Terkini

Trending

Berita Pilgub