DESKJABAR - Pengamat Politik Universitas Padjadjaran Firman Manan mengutarakan kekurangan dan kelebihan empat Calon Wali Kota Bandung secara kacamata politik.
Menurut Firman, kekurangan yang dimiliki pasangan Muhammad Farhan-H Erwin yang diusung Partai Nasdem, PKB, Partai Gelora, dan Partai Buruh, yakni keduanya gagal saat pemilihan legislatif.
"Ya itu bisa saja dikatakan bukti bahwa mereka tidak bekerja maksimal untuk masyarakat atau di daerah pilihannya, karena posisinya incumbent anggota legislatif. Harusnya pileg itu kan menjadi batu uji. Kalau kemudian mereka berhasil menang pileg, paling tidak kan mereka punya modal, bahwa mereka sudah punya dukungan signifikan," kata Firman.
Baca Juga: Cengkrong, Wisata Camping di Rajamandala, Bandung Barat, Tempat Asyik Belajar Survival
Namun pasangan Farhan-Erwin memiliki kelebihan dari pasangan lain, yakni mereka lebih dahulu melakukan sosialisasi sebagai calon walikota, sehingga popularitasnya tinggi, sedangkan untuk faktor keterpilihannnya belum tentu.
Terkait pasangan Haru-Dhani yang diusung PKS dan Partai Gerindra, kekurangannya mirip dengan pasangan Farhan - Erwin. Dalam hal ini, Haru tidak terpilih menjadi anggota legislatif dan wakilnya Dhani dianggap orang baru.
Bicara pasangan Arfi-Yena dan Dandan-Arif, menurut Firman, memang secara popularitas kini berada di bawah Farhan-Erwin dan Haru-Dani.
Hal ini karena dua pasangan tersebut telat start melakukan sosialisasi. Sosialisasi baru dilakukan secara gencar baru baru ini.
Menurut Firman, untuk pasangan Dandan-Arif, keunggulannya yakni masyarakat mengetahui jika Dandan jitu dalam mengelola pemerintahan.
Betapa tidak, imbuhnya, pada zaman pemerintahan Kota Bandung sebelumnya, Dandan menduduki posisi penting di Pemerintahan Kota Bandung dan di BUMD Jawa Barat, salah satunya sebagai Komisaris Utama PT Multazam Mulia yang dijabatnya hingga sekarang.
"Nah, Kang Dandan keunggulannya punya pengalaman di birokrat, pengalaman dalam mengelola pemerintahan. Itu yang harus didorong, bahwa kemudian dibandingkan yang lain itu punya diferensiasi bahwa dia punya pengalaman dan memang mengelola pemerintahan juga tidak mudah dan saya pikir pengalaman sebagai birokrat itu juga bisa membantu, termasuk walaupun soal efektif atau tidak ini harus diukur," kata dia.
Selain itu, lanjut Firman, Dandan juga punya riwayat kekeluargaan dalam birokrat. Ia adalah putera dari putera dari mantan Wali Kota Bandung Ateng Wahyudi yang bisa dikatakan berhasil dalam mengelola pemerintahan.
"Keunggulan Dandan tersebut bisa mengejar tingkat elektabilitasnya," kata Firman.
Kemudian begitu juga soal pasangan Arfi-Yena. Firman mengatakan, secara mayoritas warga Bandung belum mengenal sosok Arfi.
Arfi itu salah satu sosok di balik suksesnya Ridwan Kamil baik dalam jabatannya sebagai wali kota Bandung ataupun ketika menjabat sebagai Gubernur Jabar.
"Nah, untuk Arfi sekarang bagaimana meyakinkan masyarakat bahwa dia itu merupakan bagian penting dari keberhasilan Kang Emil termasuk pada saat menjadi Wali Kota Bandung. Dan itu bisa jadi salah satu kekuatan untuk bagaimana kemudian bisa kompetitif dibandingkan kandidat yang lain," tuturnya.***