Menjelang melaksanakan ibadah puasa Ramadhan, warga pada jaman kerajaan dulu selalu menggelar munggahan dengan tradisi yang disebut Mi Salin yakni membersihkan diri dari setiap kotoran baik di lingkungan ataupun kotoran pada diri manusia itu sendiri.
"Manusia juga harus suci, saat memasuki bulan suci, tradisi ini sebagai upaya mensucikan diri menjelang bulan suci," kata Tokoh Salawe, Latif Adiwijaya.
Biasanya setelah selesai mengikuti kegiatan tradisi Mi Salin ini warga juga melakukan makan bersama di sekitar lokasi yang digunakan untuk menggelar tradisi Mi Salin.
3. Tradisi Ngikis
Tradisi munggahan sebelum puasa Ramadhan yang masih berlangsung samapi saat ini di wilayah Ciamis adalah tradisi Ngikis.
Tradisi ngikis ini rutin dilaksanakan sebelum puasa Ramadhan di Situs Cagar Budaya Karangkamulyan. Daerah ini pada masa lalu sebagai pusat Kerajaan Galuh.
Ngikis memiliki makna adalah mengganti pagar yang mengelilingi situs Pancalikan atau situs tempat duduk di lokasi cagar Budaya Karangkamulyan.
Situs Pancalikan ini merupakan tempat duduk atau singgasana raja pada masa kerajaan Galuh. Dan situs ini dikelilingi oleh pagar yang diganti setiap menjelang puasa Ramadhan.
Tetapi ada makna lain dari kata Ngikis ini yakni memagari diri atau mempersiapkan diri baik fisik maupun mental saat akan melaksanakan ibadan puasa Ramadhan.
Tradisi Ngikis ini merupakan tradisi munggahan yang turun temurun sejak abad ke 17 dan masih lestari sampai saat ini. Tradisi Ngikis ini dilaksanakan setiap hari Senin atau Kamis terakhir jelang masuknya bulan Ramadhan.
Setelah selesai mengikuti acara tradisi Ngikis, masyarakat yang hadiri kemudian menikmati makana yang mereka bawa dari rumah secara berjamaah. Tradisi munggahan ini menarik perhatian masyarakat.