DESKJABAR – Ketika proyek kereta cepat Bandung Jakarta dikebut untuk mengejar target operasional pada Juli 2023, pemerintah Indonesia tengah mengajukan pinjaman ke China Development Bank (CDB) sebesar 550 juta dolar atau setara Rp 8,3 triliun.
Pinjaman tersebut untuk menambal pembengkakan biaya atau cost overrun pembangunan proyek kereta cepat Bandung Jakarta, yang mengalami pembengkakan hingga mencapai 1,2 milir dolar atau sebesar Rp 18 triliun.
Untuk itu, pemerintah Indonesia telah mengirimkan wakilnya ke China untuk bertemu dengan pihak China dan pihak CDB dan berharap keputusan pinjaman itu akan segera terjawab pada dua pekan ke depan.
Baca Juga: DIPASTIKAN Lelang Ulang Tol Getaci April 2023 Dilakukan Secara Terbuka, INI Alasan dan Tujuannya
Proyek yang merupakan kerjasama Indonesia dengan China tersebut, kedua belah pihak sebelumnya sudah menyepakati nilai pembengkakan yang mencapai 1,2 miliar dolar.
Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China Dwiyana Slamet Riyadi mencatat ada sebanyak 14 poin yang menjadi penyebab terjadinya pembengkakan biaya proyek kereta cepat Bandung Jakarta, yang merupakan kereta cepat pertama di Asia Tenggara.
Pembengkakan Biaya Kereta Cepat Bandung Jakarta
Sebelumnya pada saat kunjungan ke stasiun kereta cepat di Tegalluar, Kabupaten Bandung, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebutkan bahwa target proyek kereta cepat Bandung Jakarta rampung pada Juni 2023.
Selanjutnya pada Juli 2023, kereta cepat yang akan mampu melaju dengan kecepatan hinggag 350 kilometer per jam itu, akan beroperasi secara komersial pada Juli 2023.
Untuk mendukung target operasional kereta cepat, pemerintah Indonesia sudah mengirim tim, di antaranya Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo ke China.