Network
Guna mendukung pengembangan kawasan Gedebage, Pemkot Bandung sejak tahun 2020 sudah merevisi Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), dengan mencantumkan kawasan Gedebage jadi pusat kota kedua Kota Bandung.
Dalam revisi perda RTRW ini, diatur mengenai perubahan pembangunan di kawasan Gedebage. Dengan mempertimbangkan kondisi eksisting di kawasan Gedebage, perda RTRW dirubah untuk mengakomodir perubahan dan kebutuhan sesuai perogram pemprov dan pemerintah pusat.
Salah satu dari implementasi RTRW kawasan Gedebage, Pemkot Bandung telah membangun kolam retensi Rancabolang, untuk mengatasi banjir di wilayah Gedebage. Kola mini sudah diresmikan Walikota Bandung Yana Mulyana pada 14 Desember 2022.
Baca Juga: Antisipasi Kemarau dan Panen Kopi 2023 di KBB, Embung Air Disiapkan untuk Perkebunan
Terkait pengembangan kawasan Gedebage, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil pernah mengatakan bahwa Desa Tegalluar, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung yang juga tidak jauh dari kawasan Gedebage, akan menjadi pusat pemerintahan Provinsi Jawa Barat .
Menurutnya,Ibu Kota Jabar tetap Kota Bandung, namun pusat pemerintahan di Tegalluar.
Pemindahan pusat pemerintahan Jabar, menurut Ridwan Kamil, yang akan disatukan dengan pusat pertumbuhan ekonomi baru. Tegalluar pun akan berubah menjadi metropolitan baru atau pusat pertumbuhan ekonomi baru di Jawa Barat.
Tegalluar bersaing dengan Kota Raya Walini (Cikalongwetang, Kabupaten Bandung Barat) dan Kecamatan Kertajati (Kabupaten Majalengka) untuk menjadi pusat pemerintahan Jabar yang baru.
Namun, Tegalluar memiliki keunggulan yaitu memiliki Stasiun Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung atau Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).
Gubernur juga melihat keunggulan lain dari kawasan ini yakni akses jalan Tol dan dekat dengan Stadion GBLA serta Masjid Terapung Al-Jabbar di Gedebage. Tegalluar memang bertetangga dengan Gedebage, hanya terpisahkan jalan Tol Purbaleunyi.
