Tidur pada kasur kapuk ada kenikmatan tersendiri, membuat badan tetap segar. Sebab, punggung tetap terasa nyaman. Apalagi, jika menggunakan sprei dengan bahan yang cocok.
Baca Juga: Sejarah Setan Kuntilanak Ada juga Versi Eropa, Bukan Hanya Versi Indonesia, Begini Ceritanya
Perbedaan kasur kapuk dan kasur busa
Ada pun kasur kapuk, berisi bantalan dari kapuk randu, sedangkan kasur busa berupa potongan spons besar.
Kekurangannya, kasur kapuk harus rajin dijemur sebulan sekali, untuk membersihkan debu kapuk. Jika sudah menipis kapuknya, kemudian diisi kembali.
Orang-orang rata-rata menggunakan semacam pemukul dari bahan rotan, untuk membersihkan debu kapuk.
Baca Juga: Kios Rokok Eceran Ala Jadul Ini Masih Bertahan di Bandung dan Sumedang, Serta Kenangan Zaman Dahulu
Kenangan para penjual kasur kapuk di Bandung
Ada kenangan di Kota Bandung, ketika kasur kapuk masih umum digunakan masyarakat, setidaknya pada tahun 1980-an lalu.
Ketika itu, penjualan kasur kapuk juga banyak penjual keliling. Tampilan penjual kasur kapuk tampak unik, karena kasurnya dilipat dan orangnya ada di tengah berjalan-jalan.
Sepintas, dari kejauhan tampilan penjual kasur kapuk tampak mirip keranda mayat yang berjalan sendiri.