Pemprov Jawa Barat Merekrut Lebih Banyak Petani Milenial Tahun 2023, Pertanian Menarik Kalangan Muda

- 5 Desember 2022, 19:13 WIB
Bimbingan Teknis Petani Milenial Jawa Barat, di Hotel Trans Studio Bandung, Senin, 5 November 2022.
Bimbingan Teknis Petani Milenial Jawa Barat, di Hotel Trans Studio Bandung, Senin, 5 November 2022. /Kodar Solihat/DeskJabar

Baca Juga: Republik Lele Berdiri di Kediri, Hidupnya dari Usaha Perikanan Budidaya Lele

Petani asal Tasikmalaya, Heri, mengatakan, salah satu penyebab harga komoditas jagung di Jawa Barat sulit membaik, sering mengalami gempuran harga murah produk luar, misalnya Lampung, Jawa Tengah, Kediri, bahkan impor dari Cina.

Menjawab diskusi tersebut, Umad Muhammad mengatakan, bahwa pada saat ini komoditas sedang menjadi perhatian Kementerian Pertanian, karena kebutuhan pasar tinggi.

Yang menjadi persoalan, kata Umad, bahwa jagung belum ada HPP (harga pokok penjualan), belum seperti komoditas padi dan beras.

Baca Juga: Peluang Usaha, Hewan Kelabang Alias Lipan Laku Dijual Ekspor, Keuntungan Fantastis, Kata Kementerian Pertanian

Disebutkan, salah satu kuncinya adalah inovasi menekan biaya produksi, yaitu produksi pupuk mandiri.

Diketahui, bahwa para petani jagung bisanya tidak menggunakan pupuk bersubsidi.

Tetapi, terindikasi bahwa di Jawa Timur dan Jawa Tengah, para petani jagung memproduksi dan menggunakan pupuk mandiri dari pupuk organik.

“Nah, di Jawa Barat ini, menjadi tantangan bagi para petani milenial, untuk menciptakan produksi pertanian lebih efisien, sehingga margin keuntungan lebih baik,” kata Umad. ***

Halaman:

Editor: Kodar Solihat

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x