"Misalnya, penyidiknya memaksa. Kalau memang pembusukan semua, ya tidak bisa ketemu apa-apa," ucapnya.
Kalau sudah terjadi pembusukan pada jenazah, Sumy Hastry akan memeriksa tulang belulangnya untuk identifikasi.
Ia menceritakan tentang kasus mayat tak dikenal yang diduga meninggal karena kekerasan benda tumpul.
Dalam autopsi pertama, ada 4 orang meninggal dunia yang tidak dikenal dan diduga karena kekerasan dan minuman keras (miras).
Tiga bulan kemudian, polisi baru mendapat informasi dan tersangka.
"Akhirnya kita autopsi kedua, kondisi jenazahnya membusuk, saya lihat tulangnya. Ternyata, kekerasannya tidak mematikan, retak biasa. Saya curiga malah dari racun," tutur Sumy Hastry.
Kecurigaan Sumy Hastry berdasarkan evaporasi tubuh jenazah, tanah di sekitar jenazah dan kain kafan.
"(Hasil autopsi) positif sianida. Jadi diracun matinya," ucapnya.
Saat itu, hasil autopsi Sumy Hastry melengkapi autopsi pertama untuk penyebab kematian dan identitas korban berdasarkan DNA keluarga.