“Tapi sekarang sudah mau memberikan keterangan karena ada jaminan dari tim penyidik bahwa identitas dirinya dan keluaranya akan tetap dijaga kerahasiaanya,” ucap Anjas.
Selain tukang nasi goreng, menurut Anjas, yang kemungkinan besar ada saksi lain yang tak mau memberikan keterangan karena merasa ketakutan identitasnya terbuka yang justru dikhawatirkan jadi boomerang bagi dia dan keluarganya.
Saksi yang dimaksud, di antaranya ada sejumlah saksi yang mengirim beberapa informasi kepada Anjas melalui Instagram.
Saksi tersebut, di antaranya adalah warga yang memberitahu Anjas di awal kasus soal titik koordinat terakhir HP Samsung Amel yang hilang.
Saat itu, komunikasi terakhir di HP tersebut ada sekitar pukul 7.15 WIB pada tanggal 18 Agustus 2021, setelah kejadian pembunuhan ibu dan anak di Subang.
Orang tersebut memiliki kemampuan melacak BTS HP seseorang, dan setelah melakukan pengecekan ke lapangan, warga tersebut menyatakan bahwa pada jam itu titik koordinat HP Samsung milik almarhum Amel, berada di antara pertigaan Jalancagak dengan kantor Polsek Jalancagak.
“Ada seseorang yang berikan titik koordinat saat pagi hari di tanggal 18 Agustus 2021. Kenapa orang tersebut tidak mau berikan keterangan ke tim penyidik. Apakah karena ketakutan atau ada faktor-faktor lainnya,” ujar Anjas.
Untuk itu, Anjas meminta kepada warga sekitar TKP yang memiliki info penting terkait kasus Subang, untuk segera melaporkannya ke tim penyidik di Polda Jabar dan jangan ada kekhawatiran data-data saksi akan dibeberkan tim penyidik.***