Kabupaten Bandung, Lokasi ini Pernah Ada ‘Pohon Kematian’, Pengingat Tergulingnya Kereta Api Ciwidey-Soreang

- 9 Desember 2021, 06:31 WIB
Lokasi pernah ada
Lokasi pernah ada /Kodar Solihat/DeskJabar.com

DESKJABAR – Pada jalur jalan raya dari Soreang ke Ciwidey, Kabupaten Bandung ada lokasi bernama Cukanghaur.

Adalah sebuah “pohon kematian” yang pernah ada di lokasi Cukanghaur, Ciwidey, Kabupaten Bandung, pengingat kecelakaan kereta api rute Ciwidey-Soreang tahun 1972.

Mungkin bagi masyarakat masa kini yang melewati Cukanghaur, tidak mengetahui bahwa pada lokasi inilah menjadi penyebab ditutupnya jalur kereta api dari Ciwidey ke Soreang tahun 1973.

Dalam sejarahnya, tergulingnya kereta api di Cukanghaur ini, menjadi perjalanan terakhir diikuti terhentinya rute Ciwidey ke Soreang ini.

Baca Juga: Kendaraan Tampilan Nyentrik Kembali Bermunculan di Pinggiran Bandung dan Garut

Masyarakat lokal mengenali, di Cukanghaur ini sampai tahun 2020, pernah ada sebuah pohon mahoni yang sudah lapuk, sehingga ada yang menjuluki “pohon kematian”, peringatan tergulingnya kereta api di lokasi ini.

Memang “pohon kematian” di Cukanghaur ini bukanlah sesuatu yang disamakan dalam mitos di Eropa.

Namun, yang di Cukanghaur ini memang pohonnya sudah mati dan kebetulan berada pada lokasi dimana dahulu terguling kereta api dari Ciwidey menuju Soreang ke Bandung, yang menewaskan dua orang.

Beberapa masyarakat senior di Cukanghaur masih sangat mengingat peristiwa tergulingnya kereta api tersebut di jalur ini tahun 1972 lalu.

Baca Juga: Petualangan Malam Melintasi Hutan Cibarengkok Cianjur, Touring Horror yang Asyik

Ditunjukan, bahwa saat itu kereta tersebut membawa kayu gelondongan kiriman Perhutani dari Ciwidey melintasi jalur menurun mendekati Halte Cukanghaur.

Namun karena beban terlalu berat, membuat rangkaian kereta api itu menjadi tidak terkendalikan ketika menuruni jalur Cukanghaur.

Akhirnya, kereta api tersebut terguling ke sawah, dan tampak masih ada bekas rel melengkung bekas kecelakaan.

Beberapa warga senior di Cukanghaur mengingat, pada kecelakaan kereta api di lokasi itu, korban tewas ada dua orang.

Korban tewas itu masing-masing seorang juru rem kereta api, dan seorang tukang gorengan yang menumpang diantara sambungan gerbong.

 

Baca Juga: Kisah Seram Perjalanan Bandung ke Garut, Supir Ambulance Diganggu Jin Qorin Jenazah Penganut Ilmu Hitam

Lokasi Cukanghaur dimana dahulu terdapat kecelakaan kereta api itu, jika kita menempuh dari arah Soreang ke Ciwidey, ada di seberang kanan jalan.

Namun “pohon kematian” itu kini tak ada lagi, karena sudah ditebang tahun 2020.

Yang tampak di lokasi itu, adalah tumpukan sampah yang menjijikan, di bawah sebuah pohon mahoni lainnya yang masih hidup.

Sedangkan jalur rel kereta api, sebenarnya masih ada, namun sudah tertutup semen karena dibuat jalan untuk motor.

Baca Juga: MISTERI NASI GORENG Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Harga Rp 80 Ribu Per Porsi ?

Namun pada lokasi tergulingnya kereta api itu, masih tampak relnya, yang melengkung akibat kecelakaan itu dahulu.

Sebagai catatan, pada tahun-tahun 1970-an, pihak Jawatan Kehutanan yang kemudian berganti nama menjadi Perhutani tahun 1972, menggunakan angkutan kereta api untuk pengiriman dari Ciwidey kayu ke Bandung.

Setiba di Bandung, kayu-kayu kiriman Perhutani itu ada yang disimpan di Halte Karees (kini sudah musnah), sebagian dibawa ke tempat pemotongan kayu khusus Perhutani di kawasan Stasiun Ciroyom. ***

 

 

 

 

 

Editor: Sanny Abraham


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah