Sementara di kedua jasad korban yakni di jasad Tuti Suhartini, dan di jsad Amel, menurut dr. Hastry, mereka tidak mendapatkan sidik jari apapun.
Dr. Sumy Hastry tidak membantah jika saat ini pelaku kriminal semakin pintar dalam menghilangkan jejak-jejak, karena saat ini melalui internet masyarakat bisa melakukan akses apapun.
“Di beberapa kasus kami menemukan ada tangan dimutilasi, kepala dihilangkan agar tdk periksa gigi. Ada juga yg hilangkan alat kelaminnya,” tuturnya.
Baca Juga: RIZKY BILLAR Suami LESTI KEJORA Diancam DIBUNUH: 8 Akun Medsos Dilaporkan ke Polda Metro Jaya
Soal kemungkinan ada framing dengan apa yang ditemukan dari hasil otopsi, menurut dr Sumy hastry, tim penyidik selain dari jenasah juga mengumpulkan dengan file dengan psikologi forensic, detector kebohongan, itu kan bisa sebagai bukti. Bahkan ada juga ahli poligraf mengamati karakter tulisan, itu kan juga bisa dilakukan.
“Jadi, ya tetap kepolisian juga didukung oleh tim forensik yang menyeluruh,” ujarnya.
Menanggapi akah hasil forensic bisa terkontaminasi dan di framing, menurutnya, bahwa hasil forensik itu bersifat mutlak.***