Larangan Mudik 2021, Bandung Beresiko Mengalami Lonjakan Kasus Covid-19, Namun Luar Jawa Barat Menjadi Aman

- 3 Mei 2021, 11:55 WIB
Sejumlah bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) parkir di terminal Bekasi, Jawa Barat, Minggu (2/5/2021). Jelang larangan mudik pada tanggal 6-17 Mei 2021 jumlah penumpang bus mengalami peningkatan 20 persen dari hari biasa. ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/foc.
Sejumlah bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) parkir di terminal Bekasi, Jawa Barat, Minggu (2/5/2021). Jelang larangan mudik pada tanggal 6-17 Mei 2021 jumlah penumpang bus mengalami peningkatan 20 persen dari hari biasa. ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/foc. /Fakhri Hermansyah/ANTARA FOTO
 
DESKJABAR - Adanya larangan mudik Lebaran 2021 namun tidak disertai larangan berwisata, diperkirakan berdampak terjadi lonjakan Covid-19 di Bandung sementara di luar daerah menjadi aman.
 
Apalagi, para pemudik diketahui dominan pulang ke luar Jawa Barat. Namun para wistawan yang tak mudik kemudian berwisata tak dilarang, misalnya kemudian menuju Bandung. 
 
Anggota DPR RI Dedi Mulyadi, Senin, 3 Mei 2021, menilai larangan mudik yang diberlakukan oleh pemerintah memiliki tujuan baik yakni untuk mencegah terjadinya ledakan penularan Covid-19.
 
Dedi mengatakan penularan Covid-19 saat ini tidak bisa diprediksi dan terdeteksi. Dikhawatirkan jika mudik diperbolehkan penularan akan semakin masif terhadap orang tua yang rentan tertular di kampung halaman masing-masing.
 
 
Di sisi lain, kata Dedi, masyarakat yang jenuh saat libur lebaran akan memilih untuk menghabiskan waktu pergi ke tempat wisata. Sebab pemerintah tidak melarang masyarakat untuk pergi ke tempat wisata.
 
"Alangkah aneh apabila tempat wisata yang boleh dikunjungi adalah tempat wisata di luar daerahnya. Misal tempat wisata di Bandung bisa dikunjungi oleh wisatawan dari Jakarta. Nah kalau ini dibuka, diberlakukan, ya enggak ada artinya itu larangan mudik," ujar Dedi Mulyadi.
 
 
Menurutnya hal tersebut tetap membuat mobilitas masyarakat dalam jumlah besar akan terjadi selama larangan mudik berlangsung. 
 
Sehingga larangan mudik tersebut dirasa akan sia-sia karena di tempat wisata akan berkumpul orang dari banyak daerah tanpa mengenal berasal dari zona aman, zona merah atau zona hitam. Pada akhirnya orang datang sehat bisa tertular dengan mereka yang terpapar Covid-19 tanpa gejala.
 
"Semoga ini menjadi bahan renungan kita semua untuk tidak membuat tafsir sendiri-sendiri terhadap pemahaman penanganan, pencegahan, penularan Covid-19," pungkas Dedi Mulyadi. ***
 

Editor: Kodar Solihat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x