Awas, Longsor Ancam 24 Daerah di Jawa Barat, Simak Analisis Peneliti di Sini

- 31 Januari 2021, 08:24 WIB
TIM SAR gabungan saat mencari korban musibah longsor di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat, baru-baru ini.
TIM SAR gabungan saat mencari korban musibah longsor di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat, baru-baru ini. /Yedi Supriadi

DESKJABAR - Provinsi Jawa Barat menjadi salah satu daerah yang paling banyak dilanda bencana hidrometeorologi ketika musim hujan, terutama musibah longsor. 

Berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat, terjadi 852 bencana longsor di Jawa Barat sepanjang 2020. Beberapa di antaranya menelan korban jiwa. Kendati demikian, posisi Jawa Barat masih di bawah Jawa Tengah yang berdasarkan data BPBD Jawa Tengah mengalami 1.387 bencana longsor sepanjang 2020.

Walaupun longsor di Jawa Barat jumlahnya lebih sedikit dibanding Jawa Tengah, Peneliti Muda Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Dr Sumaryono mengemukakan analisis perbedaan antara kedua daerah tersebut.

Baca Juga: West Ham United vs Liverpool : Jadwal Pertandingan Sepakbola Liga Inggris 31 Januari 2021 di NET TV

Sumaryono menjelaskan, di Jawa Tengah longsor sering terjadi di hanya di sejumlah kota atau kabupaten tertentu. Sedangkan di Jawa Barat hampir semua kabupaten dan kota memiliki potensi rawan longsor.

"Di Jawa Tengah itu biasanya sering terjadi di Banjarnegara, Purworejo, Kebumen, Banyumas, Brebes," kata Sumaryono saat dihubungi di Bandung, sebagaimana diberitakan Antara, Sabtu, 30 Januari 2021.

Berdasarkan analisisnya, longsor yang terjadi di Jawa Barat juga berpotensi menelan korban jiwa lantaran banyak pemukiman yang dibangun di kawasan dataran miring atau lereng terjal.

Menurut dia, masih banyak kerawanan di Jawa Barat. Ada pula banyak kejadian longsor tetapi tidak menimbulkan korban, karena gerakan tanahnya lambat. Hal itu menyebabkan rumah warga rusak, mengalami retak, terbelah, tapi belum longsor.

Baca Juga: Arsenal vs Manchester United, Ciptakan Rekor Tandang Namun Gagal Geser Manchester City

Ia juga menilai, 80 persen musibah longsor itu dipicu oleh hujan deras. Oleh karena itu, selama musim hujan yang dipengaruhi fenomena La Nina ini, ia meminta pemerintah daerah dan warga Jawa Barat mewaspadai kemungkinan longsor.

Berdasarkan catatan PVMBG, dari 27 kabupaten dan kota di Jawa Barat, hanya tiga daerah yang tidak masuk ke wilayah berpotensi mengalami gerakan tanah. Tiga daerah itu yakni Kabupaten Purwakarta, Kota Depok, dan Kota Tasikmalaya.

Sebanyak 24 kota dan kabupaten masuk ke dalam daftar wilayah berpotensi mengalami gerakan tanah. Mulai dari tingkat risiko bencana gerakan tanah menengah, tinggi, hingga berpotensi menimbulkan banjir bandang.

Bencana longsor terbaru di Jawa Barat terjadi di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, pada Sabtu, 9 Januari 2021, yang menyebabkan 40 orang meninggal dunia.

Baca Juga: Rumah Tangga Anda dan Pasangan Terancam Memburuk Jika Alami Fase Ini

Baca Juga: Harlah Ke-95 Nahdlatul Ulama, Presiden Joko Widodo Berharap NU Terus Berkontribusi bagi Kehidupan Bangsa

Baca Juga: Dilarang Masuk Cianjur, Wisatawan yang Tidak Kantongi Surat Keterangan Bebas Covid-19

Wilayah Cimanggung, dalam analisis Sumaryono, masuk ke wilayah yang memiliki potensi gerakan tanah tinggi atau risiko bencana tinggi. 

BPBD Jawa Barat saat ini menetapkan 14 daerah kabupaten dan kota yang masuk ke dalam kategori risiko bencana tinggi. Sedangkan 13 kabupaten dan kota lain masuk ke dalam kategori risiko bencana sedang.***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x