DESKJABAR - Kucing memiliki cara berkomunikasi tersendiri dengan kucing lain, dan berkomunikasi dengan manusia.
Seperti kita ketahui kucing berkomunikasi dengan sesamanya maupun dengan manusia dengan cara mengeong, mendengkur, juga mendesis. Selain itu bahasa tubuh dan perilakunya juga menjadi media untuk berkomunikasi mereka.
Kucing hewan lucu yang manja, sehingga manusia senang memeliharanya, meski harus agak ribet membersihkan kotak kotorannya atau membawanya ke dokter untuk vaksinasi dan berobat.
Mengeong untuk mencapai tujuan
Disarikan dari Library of Congress, sebagian besar kucing mengeong hanya untuk berkomunikasi dengan manusia, bukan dengan hewan lain. Menurut antropozoolog John Bradshaw dalam bukunya "Cat Sense: How the New Feline Science Can Make You a Better Friend to Your Pet (2013)" menyebutkan, Sebagian dari buktinya adalah bahwa kucing liar tidak mengeong sebanyak kucing peliharaan.
Selain itu, para ilmuwan percaya bahwa meong adalah perilaku manipulatif yang diadopsi kucing untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Nicholas Dodman dari Tufts Cummings School of Veterinary Medicine berpendapat bahwa kucing dapat mempelajari suara mana yang paling efektif untuk membuat pemiliknya melakukan apa yang mereka inginkan.
Manusia dan bahasa kucing dituangkan dalam essay tahun 1895
Di tahun 1895, ketika kucing baru saja menjadi hewan peliharaan rumah tangga biasa, seorang pria bernama Profesor Alphonse Leon Grimaldi menulis sebuah esai, ia menjelaskan apa yang dikatakan kucing kepada manusia.
Baca Juga: Apakah Kucing Merasakan Cinta? Yuk Coba Pahami Bahasa Kucing Berikut Cara Kucing Mengungkapkan Cinta
Sebelum tahun 1895, sebagian besar kucing adalah hewan luar ruangan. Mereka digunakan untuk menangkap hewan pengerat tetapi tidak sering dibawa masuk atau dicintai sebagai teman. Dalam esainya "The Cat," Grimaldi menerjemahkan beberapa kata kucing yang paling umum menjadi kata-kata manusia. Misalnya, dia percaya bahwa "Aelio" berarti "makanan".