Komoditas Udang Masih Potensial untuk Pasar Global

- 25 Oktober 2020, 21:20 WIB
Udang
Udang /Antara

DESKJABAR - Dirjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Slamet Soebjakto menyatakan komoditas udang sampai sekarang masih menjadi primadona permintaan global untuk sektor kelautan dan perikanan.

"Meski pandemi COVID-19 masih berlangsung, namun udang masih menjadi primadona dengan permintaan global yang masih sangat tinggi hingga saat ini," kata Slamet Soebjakto dalam siaran pers yang diterima Antara, di Jakarta, Minggu, 25 Oktober 2020.

Menurut dia, udang merupakan komoditas yang memberikan pangsa dominan terhadap devisa ekspor yakni sekitar 40 persen terhadap nilai total ekspor produk perikanan nasional.

Ia berpendapat bahwa petambak udang di tengah pandemi COVID-19 ini masih tetap bersemangat dan produktif melakukan proses produksinya, seperti dalam bisnis budidaya udang di Pantura Jawa.

"Pandemi ini bisa menjadi potensi kita untuk memenuhi permintaan global, karena saat ini kita ketahui bersama sejumlah negara pesaing penghasil udang vaname terbesar dunia seperti India tengah lockdown," ujarnya.

Di samping itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo juga menyampaikan semangat UU Cipta Kerja (Omnibus Law) di sektor perikanan budidaya antara lain membuka peluang masuknya investasi di bidang akuakultur.

"Pelaku usaha maupun investor untuk tidak lagi merasa ragu terjun dalam bisnis budidaya udang. Saat ini Pemerintah tengah memfasilitasi penyederhanaan berbagai jenis izin yang tidak diperlukan dan dinilai menghambat investasi masuk di usaha ini," tegas Edhy.

Baca Juga: Usaha Teh dan Karet Tetap Prospektif untuk Perkebunan Swasta

Udang impor

Sementara itu, perdagangan antara RI-Argentina tercatat 2,02 miliar dolar AS dengan nilai ekspor 202,22 juta dolar AS dan impor 1,82 miliar dolar AS pada 2019.

Sedangkan, pada periode Januari-September 2020, angka perdagangan keduanya mencapai 1,45 miliar dolar AS dengan nilai ekspor 100,9 juta dolar AS dan impor 1,35 miliar dolar AS. Dengan demikian, angkanya masih defisit untuk Indonesia sebesar 1,2 miliar dolar AS.

Indonesia mengekspor aneka produk ke Argentina, di antaranya karet, alas kaki olahraga, turbin, benang, mesin kendaraan, nanas. Adapun RI mengimpor sejumlah produk dari Argentina, yakni udang, sereal, bungkil kedelai, produk olahan susu, dan kapas.

Potensi tersebut, menurut Mendag, perlu dijajaki lebih dalam, sehingga peluang ekspor bagi UKM semakin terbuka.

“Apalagi Indonesia masih berada dalam posisi defisit perdagangan dengan kedua negara,” pungkas Mendag. ***

Editor: Kodar Solihat

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x