Network
DESKJABAR - Kalangan petani tembakau di Jawa Barat dikabarkan masih memperoleh hasil usaha bagus pada saat pandemi Covid-19 ini. Sebab, hasil panen mereka menjelang akhir tahun 2020 ini, memperoleh kenaikan harga dan penjualannya tetap lancar.
Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jawa Barat, Suryana, di Bandung, kepada DeskJabar, Minggu, 25 Oktober menyebutkan, hasil usaha petani tembakau Jawa Barat tetap bagus, disebabkan penjual hasil panen tak tergantung pabrikan. Tembakau produksi Jawa Barat adalah tembamau mole, yang memiliki banyak segmen pasar yang berkembang untuk aneka kebutuhan, bukan hanya untuk dibuat rokok.
"Alhamdulillah laku sadayana. Bahkan, saat ini harganya pun sedang mahal, karena tembakau mole hanya Jawa Barat yang punya, provinsi lain tak ada," ujarnya.
Disebutkan, saat ini baru 2/3 persen panen tembakau mole di Jawa Barat sampai awal November 2020. Harga daun tembakau kini sedang naik dihargai antara Rp 5.000 sampai Rp 8.000/kg. Fenomena ini justru diproleh saat sedang panen raya tembakau, dimana penjualannya pun tak terpengaruh pandemi Covid-19.
Mengapa penjualan tembakau asal Jawa Barat tetap lancar, menurut Suryana, dimana gambaran pasar tembakau mole tetap relatif aman, misalnya di Kecamatan Tanjungsari Sumedang,sampai pukul 10.00 WIB. Selain itu, jumlah populasi orang di pasar tembakau rata-rata tak begitu banyak, tak seperti di pasar sandang yang diketahui orangnya sangat banyak.
Baca Juga: Festival Industri Tembakau, Upaya Mepromosikan Tembakau Garut Agar Lebih Mendunia
Nikotin rendah
Kepala Balai Pengembangan dan Produksi Benih Perkebunan (BPPB) Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, Dudung A Suganda menyebutkan dalam konsisi musim panen sekarang dalam kondisi cuaca cepat berubah antara panas dan hujan, ada varietas tembakau yang terbukti hasil kualitasnya bagus. Yaitu, Varietas Kenceh, Varietas Hanjuang, dan Varietas Temangi.
