DESKJABAR - Dalam langkah strategis menuju energi terbarukan, PLN bersama Kementerian Pertanian meluncurkan program pertanian terpadu berbasis biomassa di Tasikmalaya. Program ini tak hanya mendukung target dekarbonisasi, tapi juga memberikan dampak langsung pada peningkatan ekonomi rakyat."
PT PLN (Persero) melalui Sub Holding PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) terus memperkuat komitmennya dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT). Bersama Kementerian Pertanian, PLN meresmikan program "Pengembangan Ekosistem Biomassa Berbasis Ekonomi Kerakyatan dan Pertanian Terpadu" di Desa Bojongkapol, Tasikmalaya, Jawa Barat. Program ini memanfaatkan lahan kritis seluas 100 hektare untuk memenuhi kebutuhan biomassa Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) melalui metode co-firing.
Program ini diharapkan tidak hanya mempercepat transisi energi, tetapi juga mengangkat perekonomian masyarakat setempat. Melalui sinergi antara PLN dan Kementerian Pertanian, masyarakat akan dilibatkan dalam mengelola lahan kritis, menanam tanaman energi seperti indigofera, dan memperoleh pelatihan budidaya ternak. Sebanyak 205 ekor domba juga diserahkan kepada masyarakat untuk pengembangan peternakan terpadu.
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menyampaikan apresiasi atas inisiatif PLN yang tidak hanya berfokus pada penurunan emisi karbon, tetapi juga memberdayakan masyarakat setempat. "Program ini adalah kolaborasi nyata antara pemerintah dan masyarakat untuk mencapai manfaat ekonomi dan lingkungan yang berkelanjutan," ujar Sudaryono.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan bahwa pengembangan ekosistem biomassa ini adalah bagian dari upaya PLN untuk mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060. Dengan melibatkan masyarakat dalam produksi biomassa, program ini juga memberikan solusi terhadap tantangan ketersediaan bahan baku co-firing untuk PLTU.
"Kolaborasi ini tidak hanya memanfaatkan lahan kritis, tetapi juga membuka lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan daerah, dan menggerakkan ekonomi kerakyatan," jelas Darmawan.
Sebelumnya, program serupa telah berhasil dilaksanakan di Cilacap dan Gunungkidul. Melihat keberhasilannya, PLN optimistis program di Tasikmalaya akan menjadi model yang dapat direplikasi di berbagai daerah lainnya.
Direktur Utama PLN EPI, Iwan Agung Firstantara, menambahkan bahwa program ini juga mengedepankan keberlanjutan. "Kami tidak hanya menanam tanaman energi, tetapi juga mempraktikkan sistem tumpang sari dengan cabai, tomat, dan timun, yang menambah penghasilan masyarakat dari hasil panen," ungkap Iwan.
Dengan target penggunaan biomassa mencapai 10 juta ton pada tahun 2025, PLN terus memperluas cakupan co-firing di 52 PLTU. Hingga Triwulan III 2024, PLN EPI telah berhasil menggunakan 3 juta ton biomassa untuk memenuhi kebutuhan energi terbarukan.
Program ini menjadi langkah penting bagi Indonesia dalam transisi menuju energi bersih, sembari memberikan manfaat ekonomi langsung bagi masyarakat sekitar.***